“PUBLIC speaking strukturnya pengantar, isi, penutup,” banding Romo Teguh dengan bercerita. Story telling yang baik memiliki alur cerita mulai dari pemaparan masalah sebagai pembukaan, kemudian rising action (masalah yang ada pada cerita tersebut), kemudian klimaks, dilanjutkan falling action (penyelesaian), baru kesimpulan. Strukturnya lebih rumit dari public speaking.
“Bila Anda menceritakan seseorang yang marah, ekspresikan dengan apa yang Anda punya, begitu juga bila tertawa, sedih, dll,” kata Romo Teguh sambil mengajak para katekis untuk mempraktikkan emosi yang beragam secara berpasangan dan bergantian. “Coba bila Anda sedih, pasangan Anda harus menunjukkan yang sebaliknya,” semua peserta dengan antusias berekspresi. Setelah ini, mereka akan berpraktik story telling.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.