“Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya, ‘Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?’” (Ibr 2, 6)
SETELAH Perayaan Ekaristi selesai, seorang umat bersalaman dan tersenyum-senyum, sambil berkata, “Romo apa kabar? Romo mesti sudah lupa sama saya.”
Sambil menyalami umat lain, saya mencoba mengingat orang itu; namun usaha itu tidak berhasil. Orang itu akhirnya berkata, “Romo yang memberkati perkawinan saya 17 tahun yang lalu. Anak sulung sudah hampir lulus SMA.”
Tiap orang punya ingatan atau memori. Kemampuan ‘mengingat’ rupanya berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Ada orang yang kemampuan ‘mengingatnya’ bagus dan tajam; ada pula yang kemampuan ‘mengingatnya’ lemah, sehingga mudah lupa akan banyak hal.
Saya mungkin termasuk kelompok yang kedua, sehingga tidak mudah untuk mengingat banyak hal atau orang-orang yang pernah mendapatkan pelayanan. Banyak orang ingin dan berharap agar nama atau dirinya diingat atau dikenang banyak orang. Orang bisa memberikan tanda, cindera mata atau kenang-kenangan kepada orang lain dalam banyak bentuk, seperti kartu nama, bunga, perhiasan atau barang lain.
Barang atau cindera mata tersebut merupakan sarana untuk mengingat nama pribadi atau kelompok.
Banyak orang merasa ‘gelo’ kalau dirinya tidak diingat atau dilupakan. Sebaliknya, orang bisa merasa senang, gembira dan berbunga-bunga, saat diri atau namanya masih diingat atau dikenang. Kenyataan untuk saling ‘mengingat’ tidak hanya terbatas dalam kehidupan manusia.
Relasi antara manusia dengan Allah juga seperti itu. Manusia mungkin akan melupakan dan tidak lagi mengingat sesamanya. Tetapi Allah tidak akan melupakannya. Allah tetap mengingat dan mengindahkan manusia, sekalipun manusia itu merupakan ciptaan yang rapuh, lemah, terbatas dan banyak kekurangan.
Allah mengingat dan mengindahkan kita dalam keadaan apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Teman-teman selamat petang dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.