PEMBANGUNAN Gereja Katedral baru Kristus Raja Jayapura terus berlanjut. Hingga kini, pencapaiannya dapat dilihat dari telah berdiri dengan kokoh tiang-tiang altar dan sayap Katedral . Selanjutnya, dalam waktu dekat tiang-tiang panti umat akan segera dibangun. Lalu bagaimana dengan nasib keberadaan Gereja Katedral Jayapura yang lama?
Setelah mengikuti misa harian di Gereja Katedral Jayapura, Jumat (14/7) lalu, saya segera mengabadikan Gereja yang tak lama lagi akan dirobohkan. Setiap bagian dari Gedung Katedral ini saya potret. Mulai dari altar Katedral, kursi kebesaran uskup, sayap kiri-kanan Katedral, ornamen-ornamennya, bangku-bangku yang sering digunakan umat untuk mengikuti perayaan ekaristi, dan pintu masuk Gereja dengan lukisan indah para rasul tengah menjala ikan.
Menelusuri setiap bagian dari gereja Katedral yang telah berusia 20 tahun lebih ini, akan terasa sekali nuansa inkulturatifnya. Wajah Papua bisa ditemukan dan dirasakan di sana. Lukisan bermotifkan masyarakat adat Papua dapat disaksikan di Gereja Katedral ini.
Lalu kapan gereja yang diresmikan oleh Gubernur Irian Jaya (waktu itu), Barnabas Seubeu pada tanggal tanggal 25 Februari 1990 dirobohkan?
“Belum tahu kapan waktunya Katedral lama ini akan dirobohkan,” kata Pastor Goklian, OFM, Sekretaris Pastoral Keuskupan Jayapura ketika mendampingi tim Komsos KWI selama di Jayapura.
“Yang pasti Katedral lama ini akan dirobohkan,” Pastor Goklian menambahkan.
Nuansa inkulturatif yang melekat kuat pada Gereja Katedral Kristus Raja itu telah menginspirasi kehidupan umat Katolik Keuskupan Jayapura, termasuk orang-orang yang pernah berkunjung dan melakukan pelayanan di sana.
“Gereja ini sangat inkulturatif dan membumi, sangat berkesan pernah melayani di sana. Dan amat disayangkan bila gereja ini dibongkar atau direnovasi dengan desain yang sangat melayang dan tidak membumi. Sebuah mimpi Mama Maria Bunda Papua hadir di geraja katdral yang indah ini,” tulis Denny Aseano,menanggapai postingan foto-foto Katedral lama Kristus Raja, Jayapura pada akun facebook Gereja Katedral Kristus Raja, Jayapura, Papua.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.