21 November 2021
Bertempat di Kapel St. Ursula, jalan Pos No. 2, pada hari Minggu, 21 November 2021 diadakan misa syukur perayaan pesta emas 50 tahun Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia (BN KKI). Misa konselebrasi dipimpin oleh Bapa Kardinal Ignatius Suharyo – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, didampingi oleh Romo Markus Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia dan Romo Yohanes Radityo Wisnu Wicaksono – Direktur Diosesan Karya Kepausan Indonesia Keuskupan Agung Jakarta.
Pada perayaan yang jatuh pada Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam ini, BN KKI juga melakukan peluncuran aplikasi Digi SEKAMI, sebuah aplikasi digital berbasis android yang merupakan persembahan dari pesta emas Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia. Aplikasi Digi SEKAMI yang digarap dengan dukungan segenap tim Karya Kepausan di Keuskupan seluruh Indonesia, diharapkan dapat mendukung kegiatan SEKAMI (Serikat Kepausan Anak & Remaja Misioner) dalam keluarga melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama. Tujuannya adalah pertumbuhan iman anak-anak Katolik di tanah air melalui pendampingan iman anak dalam keluarga.
Dalam homilinya, Bapa Kardinal mengucapkan selamat mensyukuri 50 tahun pelayanan Karya Kepausan Indonesia. “Terima kasih atas segala upaya untuk menemukan jalan-jalan baru sehingga pewartaan yang disampaikan oleh Karya Kepausan Indonesia sungguh-sungguh menyentuh rasa-perasaan manusia pada zaman sekarang, antara lain dengan peluncuran aplikasi baru (Digi SEKAMI) untuk pewartaan iman.”
Bapa Kardinal menambahkan bahwa antara Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam dan syukur atas 50 tahun Karya Kepausan Indonesia kaitannya adalah tema harapan. Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam adalah perayaan harapan. “Harapan kita landaskan pada kehadiran iman. Karya Kepausan Internasional dan Karya Kepausan Indonesia perutusannya adalah merawat dan mengembangkan iman itu secara konkret.”
Romo Nur Widi berbagi cerita sejarah Karya Kepausan Indonesia atau Pontifical Mission Societies of Indonesia. Mulai dari sejarah empat Serikat Kepausan, yaitu: Serikat Misi Kepausan Pengembangan Iman, Serikat Misi Kepausan Pengembangan Panggilan, Serikat Misi Kepausan Anak dan Remaja Misioner, Serikat Misi Kepausan Persekutuan Misioner. Dikisahkan oleh Romo, Karya Kepausan Indonesia masuk ke Indonesia pertama kali pada tahun 1919 di bawah Karya Kepausan Negeri Belanda. Kemudian dalam Sidang Majelis Agung Waligereja Indonesia tanggal 22 November 1971 – 04 Desember 1971, Karya Kepausan diterima menjadi bagian integral Gereja Indonesia. Para Bapa Uskup menyetujui didirikannya sebuah Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia. Sejak itulah Karya Kepausan mulai diperkenalkan ke Keuskupan-Keuskupan Indonesia dengan tugas utama untuk membangkitkan kesadaran dan tanggung jawab misioner di hati umat Katolik Indonesia. Pada tahun 1971 para Bapa Uskup Majelis Agung Waligereja Indonesia mengusulkan pengangkatan Direktur Nasional ke Kongregasi Suci Penginjilan Bangsa-Bangsa, dan terpilih lah Pater Joseph Diaz Viera, SVD sebagai Direktur Nasional yang pertama.
Setelah doa penutup, Romo Markus Nur Widipranoto memberikan sambutan. Beliau mengakui bahwa dari keempat serikat kepausan, SEKAMI merupakan serikat yang paling menonjol dan bisa dirasakan, di mana-mana tumbuh berkembang. Setelah sambutan, dilanjutkan dengan pemutaran video launching aplikasi Digi SEKAMI dan penggunaannya. Pada penutupan Romo meresmikan peluncuran aplikasi Digi SEKAMI dan juga sebuah buku modul pendampingan iman anak dan remaja tentang mencintai lingkungan hidup yang didasarkan pada Ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si yang memberikan perhatian lebih pada keutuhan lingkungan hidup.
Terdapat tiga menu utama pada aplikasi Digi SEKAMI yaitu: Karya Kepausan, Serambi, dan Sekami Digital. Pada menu Karya Kepausan disediakan informasi terkait sejarah dan hal-hal penting tentang empat Serikat Karya Kepausan. Sementara pada menu Serambi tersedia tautan-tautan informasi penting sebagai media pembuka wawasan bagi anak-anak. Pada menu ini juga terdapat fitur di mana anak-anak dapat mengirim doa-doa sebagai ungkapan syukur, harapan, dan kepedulian kepada sesama. Pada menu utama ketiga, SEKAMI Digital, anak-anak, orang tua, dan pendamping dapat memilih tanggal setiap hari Minggu. Pemilihan tanggal dilakukan untuk mengetahui bacaan Injil, capaian pembelajaran dari kegiatan SEKAMI, dan proses kegiatan pendampingan iman anak hari tersebut.
Dalam kesadaran bahwa zaman bergerak dengan membawa budaya-budaya baru pada setiap era, Digi SEKAMI akan terus dikembangkan mengikuti pertumbuhan zaman, agar iman kepada Tuhan Yesus ini juga ikut berkembang sesuai dengan zamannya. Terdapat enam rangkaian kegiatan dalam SEKAMI digital ini, mulai dari Nonton Film, Bermain Bernyanyi, Karya Kreasi, Cerita Kitab Suci, Santo Santo, dan Mari Berdoa. Diharapkan keenam rangkaian ini dapat dilakukan bersama-sama dalam keluarga antara orang tua dan anak, atau komunitas kecil antara pendamping dan anak, serta dapat selesai dalam waktu 30 menit hingga 60 menit. Pada akhir keenam rangkaian kegiatan ini, terdapat kuis dengan lima pertanyaan tematik yang dapat dijawab oleh anak-anak untuk melihat pemahaman mereka atas materi hari tersebut.
Digi SEKAMI dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh orang tua untuk mendampingi anak, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh fasilitator, guru sekolah Minggu, atau pendamping kegiatan rohani anak berbasis komunitas. Semua materi yang tersedia disusun dan dikumpulkan oleh Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia dari berbagai keuskupan di seluruh Indonesia, sehingga menampilkan keunikan dan kekhasan anak-anak SEKAMI dari berbagai daerah. Digi SEKAMI, yang dibangun dengan dukungan teknis dari komunitas alumni KUKSA (Keluarga Umat Katolik Sivitas Akademika) Universitas Indonesia, dapat diunduh di website Karya Kepausan Indonesia (www.karyakepausanindonesia.org) dan juga di Google Playstore.
Salam misioner.
(Dion Dewa – Angel)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.