MIRIFICA.NET – Pada tanggal 27-28 Juli 2023 Komisi Keluarga Keuskupan Atambua menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas Tim Pengurus Keadilan dan Kesetaraan Gender. Pelatihan (ToT) bertempat di Pondok Pastoral Keuskupan Atambua -Wisma Emaus, sekitar 10-15 menit dari kota Atambua ke arah Kefa. Kegiatan ini dikoordinir oleh Ketua Komisi Keluarga Keuskupan Atambua, yaitu Suster Fridolin
Teme, SSpS. Kegiatan Pelatihan ini dihadiri oleh 36 saudara/saudari,perwakilan dari WKRI, CMF,CFM, dan OMK utusan Paroki di keuskupan Atambua. OMK yang hadir sebanyak 9 orang. Merupakan perwakilan dari Paroki terdekat di sekitar Atambua. Peserta terbanyak berasal dari WKRI di Wilayah keuskupan Atambua yang meliputi tiga kabupaten, yaitu Belu, Malaka dan Kefa. Beberapa diantara yang hadir sudah aktif sebagai penggerak KKG di ranting atau parokinya.
Menurut Suster Fridolin Teme SSpS, pelatihan diselenggarakan sebagai upaya mempersiapkan para fasilitator agar dapat membantu keuskupan dalam melakukan gerakan bersama untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Dari sharing dan diskusi para peserta terungkap bahwa di kabupaten Belu, Malaka, dan Kefa marak terjadinya ketidakadilan dan ketidaksetaraaan gender seperti : belum siapnya pasangan untuk menikah karena didahului oleh kehamilan, kekerasan (fisik, verbal dan psikis) didalam keluarga yang didorong oleh faktor ekonomi, pemahaman yang salah tentang budaya (masih terikat sangat kental dengan budaya) dan lain sebagainya.
Kegiatan pelatihan ini didukung oleh Tim Pengurus Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan Konferensi Waligereja Indonesia (SGPP KWI), yaitu Romo Antonius Nugroho Bimo, OFM dan Ibu Theresia Triza Yusino. Materi-materi yang diberikan diantaranya adalah tentang konsep dan pengertian gender, gender dan permasalahannya, kesetaraan gender menurut pandangan sosial dan Gereja, pengarusutamaan gender, peran dan dukungan keluarga dalam perjuangan dan keadilan kesetaraan gender. Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Partisipasi peserta yang aktif dan semangat menunjukkan kepedulian mereka untuk turut membantu solusi masalah yang ada karena relasi kuasa, belum adanya keadilan dan kesetaraan gender. Para peserta menyadari keadilan dan kesetaraan gender perlu dan penting diterapkan baik di dalam keluarga, lingkungan, Gereja dan masyarakat. Paling penting dimulai dari diri sendiri.
Kegiatan pelatihan ini ditutup dengan penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) dan komitmen untuk memulai menerapkan KKG dari diri sendiri dan keluarga, sambil bersama-sama merencanakan program strategis yang akan dilaksanakan di setiap Paroki Berikut juga lingkungan dan KUB serta komunitas- komunitas yang ada di keuskupan Atambua. *Bertholomeus Junior Wego (Peserta Pelatihan,OMK Paroki Nela, Keuskupan Atambua).
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.