PERNAH membaca sebuah berita yang basi? Maksudnya, informasi yang kita terima dari berita itu bukanlah hal baru. Pembaca mungkin sudah pernah mendengar berita yang sama dari radio, televisi atau membacanya di koran lain. Memang, aktualitas merupakan nilai berita yang penting. Lalu, bagaimana dengan media yang terbit mingguan atau bahkan bulanan?
Budi Sutedjo mengatakan hal itu dalam sesi lanjutan pembekalan peserta jurnalistik, Rabu (12/7/2017) di Rumah Ret-ret Maranatha, Jayapura. Pada sesi ini, peserta dibekali dengan materi lain, yakni mengenal tulisan feature.
Menurut Sutedjo, pengenalan terhadap feature akan sangat membantu para pegiat media. “Jelas, kalau kita tak bisa menjual aktualitas dalam pemberitaan, kenapa tak menonjolkan saja kedalaman berita atau gaya bahasanya”.
Pendapat Sutedjo itu didasarkan pada pengamatan langsung di mana banyak media kampus yang terbitnya sekali dalam satu semester, bahkan ada media kampus yang terbit sekali dalam setahun. “Tentu saja bagi media seperti ini kalah dalam hal aktualitas. Pengelola media dituntut harus kreatif agar tak ditinggalkan pembaca,” katanya.
Sutedjo lalu menjelaskan bahwa ternyata feature itu didefinisikan secara beragam. Namun secara garis besar, ia mengatakan untuk membedakan sebuah tulisan itu apakah tulisan berita atau feature perhatikan saja ciri khas gaya penuturan dan kedalaman informasi.
“Ada juga yang mengartikan feature sebagai berita dengan gaya bahasa yang menyastra. Ada pula yang mengatakan, jika kita bisa mengangkat informasi yang biasa menjadi berita yang luar biasa, maka itulah feature,” lanjutnya.
Untuk lebih jelasnya, Ia mengajak peserta memperhatikan sebuah penggalan berita berikut ini:
“Selama hampir 5 tahun terakhir, Lokakarya Indonesia Menulis terus hadir untuk membekali masyarakat dengan keterampilan menulis. Sudah 919 orang terlahir menjadi penulis lewat kegiatan tersebut.”
Sutedjo mengatakan, dengan mengangkat informasi yang biasa menjadi sebuah berita yang luar biasa, berita di atas tidak mudah lapuk oleh aktualitas.
“Apalagi kalau penulis menggunakan pendekatan human interest, itulah kekuatan feature,” tutupnya.
Kredit Foto: Budi Sutedjo membekali peserta pelatihan jurnalistik dengan materi seputar tulisan feature/KomsosKWI
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.