Selama sepekan dari 7-13 Mei, Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Waligereja Indonesia mengadakan Pekan Komunikasi Sosial Nasional (PKSN). Kali ini, Komisi Komsos Keuskupan Palangka Raya menjadi tuan rumah acara ini.
Selama waktu itu bakal ada aneka kegiatan antara lain pelatihan audio vidual, pelatihan menulis kreatif, literasi media, debat, lomba menggambar dan mewarna, rekoleksi dan ditutup dengan Perayaan Ekaristi pada Minggu, 13 Mei. Seluruh rangkaian acara ini memuncak pada Seminar Nasional bertajuk “Gereja Katolik Menolak Hoax, Fake News dan Hate Speech”.
Rencananya dalam puncak acara ini bakal hadir para pembicara, antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Trias Kuncahyono, Guru Besar Sejarah Gereja Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta Prof. Eddy Kristiyanto.
Setiap PKSN, keuskupan tuan rumah selalu melibatkan seluruh umat. Bahkan juga masyarakat pemeluk agama lain. Kami juga mengundang perwakilan dari pemerintah pusat, media nasional sebagai narasumber.Juga melibatkan pengurus Komisi Komsos Keuskupan yang ada di seluruh Indonesia. Semua demi mengartikan pesan-pesan yang bagus dan kontekstual dari Bapa Paus pada saat umat katolik merayakan Hari Komunikasi Sosial Sedunia.
Diharapkan, kegiatan seperti ini tidak berhenti di tingkat nasional tetapi dirayakan juga oleh semua Keuskupan di Indonesia. Perlu ada gerak bersama memperkenalkan dan meningkatkan pastoral Komunikasi Sosial di Keuskupan dan Paroki. Dan saya bersyukur, sudah ada keuskupan yang mulai melaksanakan Pekan Komunikasi Sosial Keuskupan.
Pesan Paus
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tema PKSN-KWI diambil dari pesan Sri Paus Fransiskus untuk Hari Komunikasi Sedunia.Dalam perayaan yang ke-52 ini Paus melontarkan tema menarik berbunyi“KebenaranakanMemerdekakanmu :Berita Palsu dan JurnalismePerdamaian”.
Lewat tema ini, Sri Paus mengajak kita menangkal berita palsu (fake news), bohong (hoaks) dan ujaran kebencian (hate speech) dengan komitmen yang total pada kebenaran. Kebenaran yang dimaksudkan Paus adalah kebenaran alkitabiah.Tempat manusia merasa aman, bisa bersandar agar tidak jatuh dalam godaan.
Konteks pesan Paus ini terkait dengan media sosial yang digunakan lebih dari 1,76 miliar manusia di seluruh dunia. Namun sayang, penggunaan media sosial menyimpang dari tujuan yang seharusnya menaikkan martabat manusia. Berita palsu (fake news), bohong (hoaks) dan ujaran kebencian (hate speech) merajalela . Akibatnya, muncullah penyesatan, kepanikan, hingga perpecahan antarindividu maupun kelompok masyarakat.
Maka, Paus ingin mengajak semua orang mengedepankan jurnalisme damai. Meski tugas utama ada di pundak para wartawan, namun seluruh umat juga harus andil.Jurnalisme damai, kata Paus tidak dimaksudkan sebagai jurnalisme “pemanis rasa” yang menolak mengakui masalah-masalah serius atau jurnalisme yang bernada sentimentalisme.
Sebaliknya, jurnalisme damai itu pewartaan yang jujur dan menentang kepalsuan, slogan-slogan retoris, dan pokok berita yang sensasional. Sebuah jurnalisme yang diciptakan oleh masyarakat untuk masyarakat, yang melayani semua orang, terutama mereka yang tidak bersuara.
Festival Film
Mengawali PKSN-KWI Komsisi Komsos KWI dibantu Tim Studio Audio Visual Puskat Yogyakarta telah memproduksi film pendek berjudul “Kebenaran Akan MemerdekakanKamu.”Film inilah yang nantinya diharapkan bisa menjadi bahan refleksi bagi siapa saja khususnya keuskupan-keuskupan di seluruh Indonesia dalam menggaungkan pesan Paus. Ada dapat menonton film tersebut dengan membuka youtube Komisi Komsos KWI pada link https://youtu.be/-N7Z4yzjbHw.
Demi mendukung minat para penulis dan produser film, Komisi Komsos KWI juga mengadakan Festival Film Pendek dan Lomba Penulisan Esai. Saat ini sedang dalam proses penilaian Dewan Juri. Selain itu, Komisi Komsos juga membuat buku pedoman perayaan hari komunikasi dan katekese pendalam Pesan Paus untuk Hari Komunikasi serta poster Hari Komunikasi. Baik DVD Film, Buku maupun poster sudah kami bagikan kepada 37 keuskupan di Indonesia.
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019