Paus Fransiskus, melalui pesannya kepada orang Kristen di Irak mengatakan orang-orang Kristen telah “diusir dari Timur Tengah”, menyusul serangan kelompok jihad Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
“Tampaknya bahwa mereka (para ekstremis) tidak ingin ada orang-orang Kristen, tetapi kalian menjadi saksi Kristus,” katanya dalam pidato video bertepatan dengan kunjungan Philippe Kardinal Barbarin dari Prancis ke Arbil, kota Kurdi, Irak.
“Saya berpikir mengenai luka, rasa sakit kaum perempuan bersama anak-anak mereka, lansia dan para pengungsi lain, dengan luka-luka mereka yang menjadi korban setiap jenis kekerasan,” kata Paus Fransiskus menurut transkrip.
Ribuan orang Kristen berlindung di Arbil setelah jihad ISIS pada Juni lalu menyerbu Mosul, kota kedua Irak, dan memaksa ratusan ribu dari mereka, serta anggota komunitas Yazidi, meninggalkan rumah-rumah mereka.
“Akibat serangan kelompok ekstrimis dan fundamentalis tersebut, seluruh masyarakat, bukan hanya orang Kristen dan etnis Yazidi, telah menderita dan terus menderita akibat kekerasan tidak manusiawi karena identitas agama dan etnis mereka,” kata Paus Fransiskus.
“Orang Kristen dan Yazidi telah dipaksa keluar dari rumah-rumah mereka. Mereka harus meninggalkan segalanya untuk menyelamatkan nyawa mereka, tetapi mereka tidak meninggalkan iman mereka.”
“Bahkan bangunan suci, monumen, simbol-simbol agama dan warisan budaya telah hancur akibat kekerasan, seolah-olah menghapus setiap jejak, setiap kenangan lain.”
Akhir pekan lalu, Paus Fransiskus mengunjungi Turki dimana ia bertemu Bartholomew I, patriark ekumenis dan pemimpin spiritual sekitar 250 juta orang Kristen Ortodoks di dunia.
Kedua klerus itu mengeluarkan pernyataan bersama dimana mereka berbicara menentang kekerasan anti-Kristen di wilayah tersebut.
Setelah kunjungannya, Bapa Suci mendesak para pemimpin Muslim di seluruh dunia untuk mengecam aksi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, dan menyerukan untuk mengakhiri penganiayaan terhadap orang Kristen di Timur Tengah.
Paus Fransiskus mengatakan ia telah mengatakan kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahwa “akan menjadi indah jika semua pemimpin Muslim di dunia – politik, agama dan akademisi – berbicara dengan tegas dan mengecam kekerasan yang merusak Islam.”
Dalam pidatonya pada Sabtu, Paus Fransiskus mengatakan kepada orang-orang Kristen di Arbil: “Saya juga ingin berada di sana bersama kalian, tapi karena saya tidak dapat melakukan perjalanan, saya akan melakukan ini sebagai gantinya,” katanya mengacu pada pesan video.
“Kami mengecam pengungsian paksa terhadap orang-orang Kristen dan kelompok agama atau etnis lainnya,” katanya.
Kardinal Barbarin adalah uskup agung Lyon, Prancis, sedang mengadakan perjalanan kedua ke Arbil sejak Mosul jatuh, setelah kunjungan pertama pada Juli lalu.
Sebelum meninggalkan Prancis, Kardinal Barbarin mengatakan perjalanannya untuk “menunjuk rasa solidaritas dengan orang-orang yang tetap setia kepada Kristus.”
Di Arbil, ia merayakan Misa untuk menandai Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda, setelah itu diadakan prosesi 5.000 lilin yang dibawanya dari Prancis.
Marteen Offi adalah seorang pengungsi dari Qaraqosh, yang dulunya kota Kristen terbesar di Irak. “Kami merasa sedih ketika kami mengenang pada Malam Natal di Qaraqosh kami selalu mengadakan prosesi lilin,” katanya.
Sumber: ucanews.com
Keterangan foto: Paus Fransiskus Mengirim Pesan Untuk Orang Kristen yang Diusir dari Timur Tengah, ilustrasi dari www.liputan6.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.