Minggu, 20 April 2008 | 11:07 WIB
NEW YORK, MINGGU – Menginjak tahun ketiga di misinya sebagai kepala gereja Katholik Roma, Paus Benediktus XVI memfokuskan perhatiannya terhadap masa depan gereja Amerika Serikat. Harapan Paus ini disampaikan di hadapan sejumlah kaum muda, pastur serta siswa seminari di tengah tercorengnya nama gereja Katholik Roma di AS oleh skandal seks yang melibatkan sejumlah pastur di negeri Paman Sam tersebut.
Ini merupakan kali keempat Benediktus menyinggung skandal pelecehan seks di kalangan pastur AS sejak ia memulai kunjungan ke AS untuk pertama kalinya sebagai Paus. Benediktus juga diyakini merupakan Paus pertama yang telah menemui korban pelecehan seks tersebut.
Paus Benediktus memimpin misa di kathedral St. Patrick yang terletak di Fifth Avenue. Gedung gereja yang menjadi simbol gereja Katholik Roma di New York ini dipadati oleh sejumlah kardinal, uskup, pastur serta suster yang bermaksud merayakan masa tugas Paus Benediktus yang menggantikan Paus Yohanes Paulus II pada 19 April 2005.
Paus kelahiran Jerman tersebut menyebutkan ketahanan iman telah dirongrong oleh sinisme, ketamakan, serta kekerasan. Namun, Paus menggambarkan analogi yang menunjukkan bagaimana iman dapat mengatasi tekanan maupun pencobaan tersebut. Di tengah tekanan hidup yang dihadapinya, Paus mengaku tetap memiliki harapan untuk menjadi pengemban misi Santo Petrus yang dianggap sebagai paus pertama.
Dalam khotbahnya, Paus merefleksikan tekanan yang dialami pada masa mudanya selama berada di bawah pimpinan Nazi. “Pengaruh Nazi yang begitu kuat menyusup hingga ke sekolah-sekolah, politik dan bahkan agama sebelum Nazi diakui sebagai kekuatan monster,” kenang Paus.
Pada akhir pelayanan misa di St. Patrick, Paus Benediktus nampak terharu saat asisten terkemukanya, Sekretaris Kardinal Vatican Tarcisio Bertone membacakan penghormatan terhadap tahun ketiga masa tugas Benediktus sebagai pengganti Paus Yohanes Paulus II.
Benediktus menyampaikan sambutan di hadapan kerumunan 3.000 orang terhadap penghormatan itu. “Saya sangat berterima kasih atas dukungan, doa serta kasih yang kalian tunjukkan padaku. Saya tak ada bedanya dengan Santo Petrus yang juga merupakan manusia berdosa,” ujarnya.
Paus mendapatkan sambutan bak seorang pahlawan saat menyempatkan diri berada di seminari St. Joseph. Di hadapan 25.000 orang yang menyambutnya dengan histeris, Benediktus menyapa mereka dari atas panggung. Paus Benediktus yang dikenal sebagai sosok pemalu ini menyempatkan waktu untuk menyapa dan bersalaman dengan mereka yang berhadapan langsung dengannya di baris terdepan. Sejumlah kaum muda juga menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” untuk Paus yang genap berusia 81 tahun Rabu (16/4) dalam bahasa Jerman.
Paus sempat diingatkan oleh sekretarisnya untuk memberikan sambutan ke kaum muda yang berkerumun dalam bahasa Spanyol. Namun dengan terbuka Paus mengatakan:”Saya lupa bahasa Spanyol.” Spontan pernyataan Paus itu disambut dengan gelak tawa oleh kaum muda yang ada di hadapannya.
JIM
Sumber : AP
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.