MIRIFICA.NET, JAYAPURA – Umat Katolik merayakan minggu palma mengawali pekan suci. Perayaan minggu palma tahun ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya akibat virus corona (COVID 19) yang saat ini mewabah di Indonesia bahkan dunia. Akibatnya, umat tidak dapat hadir secara langsung, berkumpul bersama mengikuti Perayaan Ekaristi seperti biasanya, meskipun sedikit berbeda namun tidak menjadi penghalang bagi umat untuk tetap mengikuti Perayaan ekaristi penuh hikmat melalui siaran live streaming yang disiarkan dari Gereja.
Dalam khotbahnya RD Paulus Wolor selaku Pastor Paroki Kristus Terang Dunia Waena menyampaikan “Hari ini ketika memasuki suasana sakral, kita teringat akan minggu palma tahun-tahun sebelumnya, saat indah ketika bersama keluarga, bersama umat kita merayakan minggu palma dalam suasana gegap gempita. Namun situasi kini bisa berubah total tanpa seseorang terlebih dahulu memprediksinya, Umat tidak lagi hilir mudik dihalaman gereja, hiasan-hiasan gereja khas Katolik seolah raib, Latihan-latihan koor senyap seketika, madah pujian paskah yang menjadi kabar sukacita kristus bangkit, sepertinya larut dalam sunyi mendalam, semua gereja lengang bahkan sepi seolah tak bertuan, disaat seperti ini, ketika gerbang gereja tertutup rapat, Minggu Palma dirayakan, Hari Agung dimuliakan dalam kesunyiaan, Lidah seolah keluh menyanyikan Lagu Hosana Putera Daud…………..”.
Seusai menyampaikan kalimat diatas, suasana dalam gereja menjadi hening, terlihat bahwa Pastor Paul berusaha untuk menahan air mata yang hendak keluar, sejenak menenangkan diri, kembali beliau melanjutkan khotbahnya, namun beberapa saat kemudian kembali suasana menjadi hening sembari Pastor Paul berusaha untuk menenangkan diri dari kesedihan yang dirasakannya. Umat paroki yang mengikuti misa secara live streaming dari rumah masing-masing ikut larut dalam kesedihan yang dirasakan oleh sang Gembala. Sorak sorai umat saat memegang daun palma kini tidak didendangkan.
Hari ini suka tidak suka, virus Covid 19 memaksa kita kembali ke dalam rumah kita, rumah hari ini menjadi sebegitu pentingnya. Bukan saja karena ada pemanusian manusia disana melainkan juga adalah Gereja Mini untuk bersujud syukur dihadapan Allah Sang Raja. Di dalam Gereja Mini ini, masing – masing kita masuk lebih dalam lagi ke dalam diri sendiri, untuk membasuh kaki, menguduskan diri, menyucikan hati guna menciptakan saat Teduh, keheningan Agung sebagai Syarat merayakan Minggu Palma. (Richie Steven/Komsos Jayapura)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.