MIRIFICA.NET – Istilah sinode mungkin masih terdengar asing di telinga orang muda dan kaum awam. Pada awalnya, saya dan teman-teman muda lainnya juga berusaha untuk memahami makna Sinode dalam bahasa yang lebih sederhana. Saat berpartisipasi dalam International Youth Forum 2019 di Roma (Pasca-Sinode Orang Muda 2018), para perwakilan orang muda dari berbagai penjuru dunia membahas tentang Gereja yang sinodal: Gereja yang berjalan bersama. Banyak orang muda menyampaikan harapan Gereja yang lebih terbuka, inklusif, dan memberikan ruang bagi orang muda untuk terlibat dalam Gereja. Melalui pengalaman ini, kami belajar bahwa berjalan bersama berarti seluruh umat Allah, termasuk kaum tertahbis, awam dan orang muda, dapat saling mendengarkan, berbagi kisah dan kesaksian dan berkolaborasi bersama.
Ketika kami, anggota Badan Penasihat Orang Muda Internasional (International Youth Advisory Body), diundang untuk hadir dan terlibat dalam Pembukaan Sinode 2021-2023, kami sangat bersyukur dan gembira karena harapan kami terwujud. Orang muda, sebagai masa kini dan masa depan Gereja, juga terlibat dalam perjalanan ini. Bagi saya, salah satu hal yang sangat berkesan dalam Pembukaan Sinode ini adalah saat sharing kelompok bersama dengan para Kardinal, Uskup, pastor, biarawan dan biarawati serta peserta lainnya. Sebagai perwakilan orang muda, awalnya saya merasa sungkan, takut dan khawatir untuk menyampaikan pendapat. Namun, saat sesi pertemuan dengan perwakilan orang muda lainnya (anggota IYAB), kami sepakat untuk tetap menjadi diri sendiri, menyampaikan pandangan dan realita dari perspektif orang muda.
Saya yakin, justru suara orang muda sangat penting untuk didengar, terutama untuk menyuarakan realita yang terjadi di berbagai belahan dunia, ditambah lagi dengan berbagai tantangan seperti dampak kemajuan teknologi dan pandemi yang terjadi. Namun kenyataannya, masih banyak orang muda yang merasa suaranya tidak didengar, tidak mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi, merasa ada jarak dengan kaum tertahbis dan bahkan kesulitan untuk berkolaborasi. Berdasarkan pengalaman dan sepak terjang yang saya alami, realita-realita tersebut adalah persoalan yang banyak diceritakan oleh orang muda di Indonesia dan berbagai negara lainnya. Alasan-alasan ini juga kerap menjadi alasan orang muda meninggalkan Gereja. Namun, sebagai upaya untuk mewujudkan Gereja yang sinodal, saya ingin mengajak teman-teman muda untuk berani mengambil inisiatif dan mau membuka diri untuk mendengarkan dan mau berjalan bersama, meskipun ada banyak tantangan di sepanjang jalannya. Orang muda dengan semangat yang membara dan sukacita yang menular dapat menjadi jembatan untuk membangun relasi yang lebih erat dengan seluruh bagian Gereja. Kita tidak perlu takut untuk membuka dialog dan bahkan mengusulkan ide-ide yang kolaboratif.
Saya merasa sangat bersyukur dan terhormat karena mendapatkan kesempatan untuk berdialog langsung, berbagi pengalaman dan pandangan berkaitan dengan tema Sinode: persekutuan, partisipasi, dan misi bersama dengan para peserta Pembukaan Sinode lainnya. Salah satu topik utama yang dibahas adalah bagaimana Gereja dapat terus berjalan bersama. Hal ini berkaitan dengan harapan untuk mewujudkan Gereja yang terbuka dan inklusif, di mana seluruh umat Allah, tanpa terkecuali, menjadi bagian dari perjalanan tersebut. Dalam hal ini, Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan untuk mewujudkan Gereja dengan pintu yang terbuka dan menjadi rumah untuk seluruh umat Allah, di mana dialog antara kaum tertahbis dan awam semakin erat, saling mendengarkan, saling berbagi kisah dan kesaksian dan berjalan bersama. Tentunya, perjalanan bersama ini dituntun oleh Roh Kudus, maka itu, kita diajak untuk meluangkan waktu untuk melakukan discernment spiritual, membuka diri kita untuk dipenuhi oleh Roh Kudus dalam perjalanan ini. Paus Fransiskus juga mengajak para peserta untuk melakukan adorasi dan memaknainya dengan sungguh-sungguh.
Keterlibatan orang muda sangat terasa saat Pembukaan Sinode tanggal 9-10 Oktober 2021 yang lalu. Beberapa perwakilan orang muda berperan dalam membacakan doa, menyampaikan testimoni, terlibat dalam prosesi Pembukaan Sinode, serta konferensi pers. Saya sangat bersyukur karena saya mendapat kehormatan untuk ditunjuk sebagai salah satu pembicara pada konferensi pers Pembukaan Sinode, bersama dengan Mgr. Erio Castellucci dan Prof. Carmen Peña García. Secara khusus, sebagai OMK Indonesia saya juga sangat senang dan bangga, karena bisa mendapatkan kesempatan berharga ini untuk menyampaikan pandangan dan harapan orang muda. Beberapa contoh sederhana ini merupakan wujud nyata Gereja yang terbuka untuk partisipasi semua umat Allah, khususnya keterlibatan orang muda dalam proses berjalan bersama. Besar harapan kami supaya orang muda akan selalu dilibatkan dalam Sinode, menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan Gereja dengan pintu-pintu yang terbuka, menjadi rumah bagi seluruh umat Allah, sebagaimana yang dipesankan oleh Paus Fransiskus. Dalam mewujudkan ini di tingkat lokal, saya sangat berharap agar dialog antara orang muda dengan petinggi Gereja tidak berhenti pada perjumpaan saja, tapi bagaimana suara orang muda dapat didengar dan orang muda juga dilibatkan dalam berbagai aktivitas sebagai upaya untuk mewujudkan Gereja yang sinodal.
Dalam konferensi pers, saya menyampaikan pentingnya partisipasi aktif orang muda dalam Gereja yang sinodal. Orang muda memiliki semangat yang berapi-api dan kreativitas yang dapat mewarnai proses berjalan bersama. Saat ini Gereja mengalami banyak tantangan dan orang muda dapat membantu dalam proses berjalan bersama ini, merangkul orang-orang yang meninggalkan Gereja, yang terpinggirkan oleh masyarakat dan yang suaranya terlupakan. Maka dari itu, saya sangat berharap bahwa keterlibatan orang muda dalam Sinode ini akan terus menerus diwujudkan, tidak hanya di tingkat internasional tetapi juga dalam Sinode yang akan dilaksanakan di Gereja-Gereja Partikular mulai 17 Oktober 2021 ini. Semoga dengan kisah sederhana ini, suara orang muda semakin didengarkan dan juga dilibatkan dalam proses berjalan bersama, terutama di tingkat Keuskupan. Saya berharap dialog antara orang muda dan kaum tertahbis akan semakin erat dan mengarah pada berbagai kolaborasi. Teman-teman muda, mari kita juga berani untuk mengambil inisiatif, membuka diri untuk berdialog, berkolaborasi dan berjalan bersama bersama dengan seluruh umat Allah. Selamat bersinode! (Agatha Lydia Natania, INDONESIA, Anggota Badan Penasihat Orang Muda Internasional)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.