WEBSITE www.mirifica.net telah mempublikasikan surat elektronik dari pihak Keuskupan Sibolga yang ditulis oleh Pastor Ign. Purwo, OSC, pada hari Kamis 15 Oktober 2015 jam 14.45 WIB. Pastor Purwo menggambarkan situasi para pengungsi pembakaran gereja di Singkil. Juga mengharapkan bantuan dari para pembaca untuk memberikan dukungan doa dan financial.
Sampai dengan tulisan ini dipublikasikan, ada 17.097 yang telah membaca berita tersebut. Pasti banyak orang tergugah dan sudah membantu meringankan derita para pengungsi. Bantuan dari para donatur sangat berarti bagi pihak pengungsi dan keuskupan Sibolga.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Mgr. Ludovikus Simanullang OFM Cap bahwa pengungsi yang ditampung di Paroki St. Mikael Tumbajae berangsur-angsur kembali ke daerah asal di Singkil. Situasi yang semakin kondusif serta jaminan dari pihak keamanan baik TNI maupun POLRI dan juga pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil membuat para pengungsi berani kembali ke kampong halaman.
Mereka dijemput oleh bupati dan jajarannya, dengan didampingi Wakil Kapolda dan Wakil Pangdam. Para pengungsi dijemput untuk kembali ke kampung halaman masing-masing.
Mgr. Ludovikus berharap: “kita patut bersyukur karena para pengungsi boleh kembali ke daerah asal mereka dan berharap bahwa di kemudian hari tidak ada lagi kerusuhan, pembakaran rumah ibadat, ataupun situasi intimidasi lainnya. Semoga masyarakat di Aceh Singkil dan juga wilayah lainnya dapat hidup damai dan tentram”.
Informasi terakhir, ada 10 gereja yang akhirnya harus ditutup. Berbagai pihak masih mengupayakan dialog dengan pihak pemerintah daerah untuk mencari jalan keluar atas penutupan 10 gereja tersebut.
Dengan ini pula, Keuskupan Sibolga menutup rekening bantuan untuk pengungsi Aceh Singkil BNI Cab.Sibolga atas nama Keuskupan Sibolga dengan nomor rekening 0303053947.
Atas segala bantuan dan perhatiannya, kami ucapkan banyak terima kasih.
Kredit Foto: Mgr. Ludovikus Simanullang, OFM.Cap, Uskup Keuskupan Sibolga (Foto: doc.Komsos KWI)
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019
