Tidak semata Pertemuan Pastoral ke-11 di Keuskupan Atambua nampak dalam diskusi dan testimoni tentang migran dan perantau, namun ada sisi lain yang lebih menarik dan perlu diketahui. Ada pegelaran pameran kreatif dalam memeriahkan Perpas tahun ini. Koordinator utama seksi pameran, Sr. Clarentine, FCJM mengatakan bahwa pameran kreatif kali ini lebih meriah dan sangat mengesankan. “Pameran kali ini cukup kreatif dan meriah. 59 Stan dipadati pengunjung dan ada keterlibatan peserta yang luar biasa,” katanya kepada Komsos Atambua, (Minggu, 28/07/2019).
Antusiasme para peserta sungguh nampak dan memberi kesan positif. Situasi yang terlihat di lapangan sangat beda. Ada sulaman kain tenun ikat dari peserta yang hadir. Ukiran motif yang sangat menarik. Tersedia juga makanan lokal berupa jagung bose. Ukiran kreatif dari sampah plastik dengan bentuknya yang sangat menarik. Kepadatan pegunjung di malam hari menampilkan animo yang tinggi untuk merasakan langsung maraknya kegiatan ini.
Sr. Clarentine melihat ada langkah maju dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Satu kemajuan pesat serta keterlibatan aktif yang sangat membanggakan. Ia mengaku puas dengan segala upaya demi terlaksananya pameran ini dan ternyata tidak mengecewakan. “Kemajuan yang sungguh luar biasa. Para peserta yang terlibat telah mengambil bagian secara nyata. Tidak hanya itu. Mereka telah ikut memeriahkan Perpas XI yang terselenggara di Keuskupan Atambua, 22-27 Juli tahun ini,” katanya senang berkenaan dengan suksesnya pameran yang telah terlaksana. Keterlibatan peserta tidak saja dari paroki-paroki, tapi juga dari pemerintah dan Bank-Bank yang berkarya di Kabupaten Belu.
Bersamaan dengan terselenggaranya pameran kreatif, juga ada aksi panggung berupa tarian tradisional, atraksi pantomim dari para calon iman seminari menengah Lalian, terlihat juga permainan musik akuistik yang dasyat dari hasil kolaboratif kreatif kaum milenial. Sumbangan acara dengan astraksi budaya dari paguyuban setiap keuskupan di Regio Nusa Tenggara. Tampilan yang sangat menarik hati para pengunjug dalam pameran.
Pengunjung yang hadir puas atas pameran tahun ini karena sungguh mengedepankan kreatifitas lokal. Simpro Leki tersanjung dengan keterlibatan aktif paroki-paroki di Keuskupan Atambua. “Tampilan stan di pemeran nampak sederhana tapi menarik. Kreatifitas yang luar biasa. Kebersamaan yang sungguh menampilkan persaudaraan sejati. Kita bisa menikmati makanan lokal. Bahkan melihat potensi anak muda yang mulai memperlihatkan kemampuannya. Mengambil bagian dalam promosi budaya lokal. Saya bangga sekali datang di arena pameran ini,” ucapnya. Pembukaan pameran berlangsung selama seminggu bersamaan dengan pelaksanaan Perpas ke-11.*
Imam Diosesan Keuskupan Atambua, Sekretaris Komisi Komsos, Penulis dan Fotografer