MENJADI saksi iman Kristiani di tengah dunia dewasa ini memang tidak mudah. Banyak tantangan berupa cemohan, ejekan dan bahkan penolakan dihadapi orang Katolik. Bagiamana Orang Muda Katolik menghayati sukacita Injil di tengah realitas kemajemukan Indonesia?
Berikut ini kami sajikan homili lengkap Romo Eman Nuwa pada Misa Minggu Biasa XXVII bersama Umat dan OMK Keuskupan Agung Semarang di Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Karombasan,Manado.
Bapa-Ibu, saudara-saudari sekalian, orang muda yang terkasih,
“Selamat pagi, selamat pagi, selamat pagi, bagaimana khabar semuanya ? Luar biasa? Sehat? Sekarang lihat orang yang ada di samping anda dan berikan senyuman paling manis. Silakan! Sudah? Dengan demikian kotbah saya selesai. Setuju? Kalau setuju saya kembali,” kata Romo Eman di awal kotbahnya yang langsung disambut gelak tawa umat.
“Bapa ibu coba perhatikan 4 orang di depan? Ada 1 sahabat saya orang Romo misa pada pagi ini. Dari 4 romo di depan, siapa yang senyumnya paling manis? Jujur, siapa yang senyumnya paling manis? Semua? Berarti mata bapa, ibu semua tidak beres,” Romo Eman melanjutkan kotbahnya.
Senyum yang paling manis, cuma Romo Eman. Karena dia orang hitam yang manis. Mereka bertiga di depan kulitnya putih semua. Hanya Romo Eman sendiri yang kulitnya hitam. Maka yang paling manis cuma saya sendiri. Berbahagialah orang yang kulitnya hitam karena pasti manis.
Bapa ibu, saudara-saudari terkasih,
Tanggal 4 september lalu, kita semua merayakan bunda Teresa dari Kalkukta dinobatkan menjadi orangg kudus. Santa Teresa dari Kalkuta. Saya senang membaca kalimat yang selalu diulangi kembali Santa Teresa.
Beliau mengatakan begini: “kalau anda melakukan sesuatu yang baik, kalau anda membuat sesuatu yang baik,dua kemungkinan yang terjadi: anda akan disenangi,, tapi di sisi lain anda akan dihina oleh banyak orang.Tapi satu yang pasti jangan pernah berhenti berbuat baik.”
Karena itulah kesaksian kita sebagai orang beriman. Karena kesaksian itu dinyatakan lewat cara berbuat baik kepada siapapun. Dan hari ini, anda semua tentu membaca bacaan kedua, “janganlah malu bersaksi tentang Tuhan’. Pertanyaan saya, anda semua dipanggil menjadi orang Katolik.
Orang muda bangga nggak menjadi orang katolik? Yang benar? Bapa ibu bangga nggak jadi Orang Katolik? Kalau bangga saya mau tanya. Kalau waktu anda makan, anda buat tanda salib ngga? Jujur!! Buat tanda salib ngga, apalagi di tengah orang lain yang beda iman. Berani nggak? Benar? Jangan ada dusta di antara kita.
Dalam beberapa peristiwa hidup di banyak tempat, kita takut menunjukan jati diri kita, takut menunjukkan kekatolikan kita. Maka hari ini Paulus mengatakan dengn sangat keras kepada jemaat di Timtoius agar tidak boleh malu sebagai orang yang mengimani Yesus. Kalau anda dan saya mengakui diri sebagai orang Katolik,itu berarti harus punya kebanggaan. Saya bangga sebagai seorang Katolik. Saya bangga menjadi pengikut Yesus.
Bapa ibu saudara-saudari terkasih,
Coba anda perhatikan rekan-rekan kita yang Kristen, yang muslim. Kemana-mana mereka selalu bangga menunjukkan dirinya sebagai orang Kristen, bangga sesbagai seorang muslim. Saya orang Kristen, saya orang Muslim. Orang Katolik yang seringkali malu-malu mengatakan kalau ia Katolik. Maka pesan pertama yang perlu kita hayati adalah jangan pernah malu menjadi Orang Katolik. Tunjukan diri anda sebagai orang Katolik. Banggalah menjadi seorang Katolik. Jangan pernah malu, tunjukkan diri anda sebagai murid Yesus. Tunjukannlah bahwa kita adalah pengikut Yesus. Kalau Allah sendiri begitu mengasihi kita, maka kita perlu menunjukkan kasih Allah itu dengan menjadi saksi kebenaran dan dengan bangga sebagai seorang Katolik. Kebanggaan itu ditunjukkan dengan kesaksian hidup kita dengan orang lain.
Maka pada bagian terakhir dari Injil yang kita dengar tadi dikatakan “kalau anda melakukan segala sesuatu, lakukanlah dengan baik dan benar. Sebagai orang Katolik dimanapun anda ditugaskan, dimana anda diutus, tugas kita sama yakni menghadirkan sukacita, menghadirkan kegembiraan Allah kepada sesama. Caranya adalah agar kita menjadi pelayan-pelayan yang baik, agar kita menjadi orang-orang yang tulus hati memberikan diri kepada tugas-tugas pelayanan kita, dan itu terkadang agak susah. Apalagi berwajah seperti saya, hitam, keriting, berkumis, gendut dan masih hidup.
Teman-teman saya yang muda itu sering takut dengan saya, karena memang wajah saya menakutkan. Tapi sekali lagi, wajah boleh menakutkan tapi kalau saya senyum semua orang menjadi tidak berdaya.
Saya mau mengatakan begini, bapa, ibu saudara saudari sekalian, di manapun kita ada, di manapun kita bekerja, hadirkanlah sukacita dan kegembiraan Tuhan kepada sesama. Semoga setiap orang yang bertemu dengan kita sebagai orang Katolik, setiap orang yang berjumpa dengan kita sebagai orang Katolik, mereka merasa bangga bahwa kita ini benar-benar orang Katolik. Kebanggaan itu harus ditunjukkan dengan cara hidup yang baik, cara hidup yang Katolik, cara hidup yang mampu menghargai, menghormati, berbela rasa dengan orang lain dan cara itulah yang perlu kita bangun terus menerus dalam kehidupan kita sebagai orang Katolik.
Pesan saya untuk orang-orang muda, seringkali orang-orang muda itu takut, malu kalau berhadapan dengan orang lain, dan itu terjadi dimana-mana. Banyak orang muda Katolik seringkali merasa malu, minder ketika berhadapan dengan orang lain yang beda iman.
Untuk Orang muda, anda semua adalah generasi gereja ke depan, orang-orang muda Katolik itu orang-orang yang melanjutkan estafet kepemimpinan dalam gereja di masa depan. Tunjukkanlah sikapmu sebagai orang-orang muda dalam kehidupan sehari-hari. Jangan pernah malu, jangan pernah takut sebagai orang muda, sebagai murid Tuhan.
Maka marilah, bapa, ibu saudara-saudari terkasih,
Kalau anda hari ini merasakan Allah mencintai,merasakan kasih Allah, merasakan Allah memberkati anda semua, maka tunjukkanlah diri anda, berikanlah kesaksian dengan menjadi orang Katolik yang tidak pernah malu dalam menunjukan jati diri sebagai orang Katolik dalam kehidupan sehari-hari. Maka anda perlu berani dan jujur untuk bisa melepaskan ego kita, berani untuk melayani sesama dimana pun kita semua berada.
Kita semua mampu untuk itu, tapi persoalannya adalah apakah kita mau atau tidak. Yesus begitu baik dengan anda dan saya. Tugas kita semua sebagai orang Katolik untuk membagikan kebaikan-kebaikan Allah kepada siapapun dengan sikap hidup kita, dengan cara hidup kita, dengan pelayanan-pelayanan kita. Karena apapun yang kita lakukan dengan segala kebaikan akan bermanfaat bagi banyak orang. adalah membagikan kebaikan Yesus dengan cara hidup kita, sikap kita yang berdayaguna bagi orang lain.
Bapa,Ibu, saudara-saudari sekalian,
Tugas kita kembali ke rumah, berilah sesuatu yang indah bagi keluarga anda, bawa sukacita bagi sesama, dan semoga dimanapun anda berada, orang selalu mengatakan ini dia orang Katolik. Bila anda melakukan segala kebaikan, anda pasti diejek, tapi kita jangan pernah berhenti berbuat baik.
Tuhan memberkati kita sekalian.
Amin.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.