MIRIFICA.NET, JAKARTA – Guna membumikan seruan apostolik Paus Fransiskus tentang Orang Muda, Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia menyelenggarakan talkshow bertajuk “Christus Vivit: Orang Muda Pemeran Utama” bagi para Orang Muda Katolik (OMK) dan pendamping OMK serta audiens umum se-Jabodetabek. Kegiatan ini menampilkan pembicara lintas generasi, yaitu Mgr. Pius Rana Prapdi selaku Ketua Komisi Kepemudaan KWI, dan 2 tokoh OMK yaitu Gloria Fransisca Katarina yang merupakan wartawan muda Bisnis Indonesia dan Dominique Nicky Fahrizal yang merupakan peneliti muda CSIS. Acara diawali dengan penampilan seni dari OMK dan pembukaan oleh Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI, RD. Haryanto. Sejak diterbitkan tahun 2019, Christus Vivit yang berarti ‘Kristus Hidup’ sudah disebarluaskan versi cetaknya dalam Bahasa Indonesia oleh Komisi Dokumentasi dan Penerangan KWI. Romo Haryanto menjelaskan, “Talkshow ini adalah salah satu wujud kecintaan kami, Komisi Kepemudaan KWI, dan Gereja, kepada Orang Muda!“
Menjadi Muda dan Berperan
Talkshow yang dipandu oleh Priska Segu Baru, OMK yang juga stand-up comedian dibuka dengan pengantar yang menggelitik, “Saya ga OMK-OMK banget, tapi boleh bangga saya main di film Imperfect-nya Koh Ernest. Yang lebih keren lagi, cerita tentang perempuan non-Muslim yang jaga di toko jilbab? Itu kisah saya! Meski yang kurang kerennya, ga seperti judul talkshow ini, saya jadi figuran pembantu hahaha. Kamu, Orang Muda, udah jadi apa?”, sebuah pertanyaan reflektif yang disambut gelak tawa audiens. Mgr. Pius mengawali dengan memberikan konteks perjalanan terbitnya Christus Vivit dari Pra-Sinode, hingga Sinode para Uskup tentang Orang Muda terlaksana dan membuahkan surat apostolik tersebut. Monsinyur menyampaikan, “Christus Vivit adalah surat cinta dari Paus untuk menyapa dan mengajak semua jiwa muda yang berasal dari berbagai konteks suku, agama, latar belakang ekonomi dan budaya untuk menggenapi hidup dalam sukacita sang pemberi Hidup, yaitu Kristus sendiri, untuk hidup berbuah penuh bagi sesama dan semesta”.
Christus Vivit terdiri dari 9 bab, yang melingkupi Sabda Tuhan tentang Orang Muda, Yesus Kristus Selalu Muda, Orang Muda adalah Masa Kini Allah, Pesan Luhur Bagi Seluruh Orang Muda, Jalan Masa Muda, Orang Muda Dengan Akar, Pelayanan Pastoral Bagi Orang-orang Muda, Panggilan dan terakhir adalah Penegasan Rohani. Dengan merujuk pada dokumen terbitan KWI, seruan apostolik setebal 119 halaman ini menjadi produk pasca Sinode Para Uskup yang diselenggarakan selama hampir satu bulan pada bulan Januari 2019.
Semangat energik dan hangat khas orang muda secara konsisten ditunjukkan oleh Paus Fransiskus dalam kepemimpinannya. Dari diundangnya perwakilan orang muda dalam Sinode tentang Orang Muda, yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah Gereja, hingga bahasa yang sederhana dan lugas yang digunakan dalam Christus Vivit. Hal inilah yang ditanggapi dan direfleksikan oleh secara mendalam oleh perwakilan narasumber muda, Gloria dan Nicky. Gloria yang berprofesi sebagai jurnalis mengemukakan refleksi poin-poin Christus Vivit dalam perjalanan karya dan panggilan hidupnya. “Saya merasakan bahwa Gereja punya banyak kekayaan yang memandu kita, dengan Kitab Suci, dengan seruan apostolik ini. Dan ajaibnya, saya sebagai jurnalis, bangga karena panduan tersebut adalah karya jurnalistik!”, ungkapnya. Senada dengan Gloria, Nicky menjelaskan bagaimana [spiritualitas Katolik membantunya untuk dapat bertahan dan berkarya semaksimal mungkin dalam pekerjaan dan menemukan panggilan hidupnya]. Nicky menyampaikan,”Meskipun saya lebih sering terlibat dalam acara yang non-religi, tapi saya hafal ASG (Ajaran Sosial Gereja), yang semuanya ada di Christus Vivit, dan jelas sudah jadi panduan saya dalam karya-karya sosial saya. Dokumen ini harus diwujudkan, Gereja harus masuk sampai ke batin Orang Muda, ke budaya populer kita”.
Penjelasan, cerita dan kisah dari para narasumber diharapkan dapat menjadi bahan refleksi bagi peserta talkshow yang datang menyimak penjabaran Christus Vivit dalam permenungan tentang hidup dan panggilan hidupnya. “Kita ingin Christus Vivit ini bukan sekedar dokumen, tapi sungguh dihidupi oleh Orang Muda dan menantang mereka menjadi aktor-aktor penggerak, berdiri di depan sebagai pemeran utama. Paus Fransiskus berkata untuk jangan tinggal dalam zona nyaman, harus berani ambil resiko dan hidup dalam semangat inklusif”, tegas Monsinyur.
Upaya Kongkrit Gereja
Komisi Kepemudaan KWI sebagai penyelenggara acara turut mengambil tantangan Bapa Paus dalam menyediakan pelayanan pastoral yang ramah bagi Orang Muda. Dalam momen ini, Komisi Kepemudaan KWI merilis www.omklearning.net, sebuah platform edukasi elektronik yang bisa diakses oleh seluruh pendamping OMK via internet. Platform ini menyajikan materi pembelajaran bertahap dalam katekese untuk OMK yang disadur dari buku tentang katekese OMK, Sahabat Sepeziarahan, yang juga diinisiasi oleh Komisi Kepemudaan KWI. Romo Haryanto menjelaskan,”E-learning ini menjadi alat supaya materi-materi pendampingan OMK bisa diakses dengan mudah bagi pendamping OMK sehingga pembelajaran mandiri sangat dimungkinkan. Tidak ada lagi alasan tidak ada bahan, asal ada internet e-learning ini bisa membantu”.
Kedepan, Komisi Kepemudaan KWI juga akan menerbitkan ilustrasi Christus Vivit agar lebih komunikatif bagi pembaca OMK dan dapat disebarluaskan lebih mudah, tidak hanya bagi OMK tapi juga semua kalangan. Pembahasan dan diseminasi Christus Vivit juga akan terus dilakukan oleh Komisi Kepemudaan dalam beberapa waktu kedepan. Harapannya, dokumen kekayaan Gereja ini betul-betul menjadi panduan yang bermanfaat bagi OMK, generasi masa kini Gereja.
Komisi Kepemudaan KWI
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.