Beranda OPINI Editorial Orang Muda Menghidupi Iman Katolik (Catatan Menjelang Indonesian Youth Day 2016)

Orang Muda Menghidupi Iman Katolik (Catatan Menjelang Indonesian Youth Day 2016)

Perjalanan OMK Kei Kecil dan Kota Tual menuju Manado/ Foto: Natalis K. Leisubun

TIDAK lama lagi, tepatnya tanggal 1 – 6 Oktober nanti, Indonesian Youth Day atau Hari Orang Muda Katolik Indonesia akan segera dilaksanakan. Manado, kota yang jadi pusat penyelenggaraan IYD 2016 bakal didatangi oleh sekitar 3000 Orang Muda Katolik dari 37 keuskupan di Indoensia. Kehadiran OMK Indonesia dalam peristiwa akbar 5 tahunan ini, tentu sudah ditunggu-tunggu terutama karena berbagai persiapan telah dilakukan jauh-jauh hari.

Menarik bahwa tema yang dipilih untuk IYD 2016 disesuaikan dengan konteks Indonesia kekinian, yakni keragaman dalam berbagai aspek kehidupan entah itu suku, agama, dan bahasa. “Sukacita Injil di Tengah Masyarakat Indonesia yang Majemuk”.

Tentu bukan tanpa alasan tema seperti itu dipilih dan digelorakan oleh OMK Indonesia. Nampaknya, Gereja Katolik Indonesia menyadari ada sebuah kebutuhan besar yang harus segera ditanggapi berkenaan dengan permasalahan heterogenitas Indonesia. Penolakan terhadap perbedaan sosiologis terutama agama dan kepercayaan menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh Gereja, terutama OMK Indonesia. Persoalannya adalah bagaimana Sukacita Injil itu dapat digelorakan di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.

Dalam buku Seri Dokumen Gerejawi No. 86 (2008) yang berbicara tentang Pluralisme, khususnya pluralisme kultural dan religius disebutkan bahwa kini kita berhadapan dengan pluralisme kultural dan religius, yang sampai sekarang belum dialami sedemikian dalam. Di satu pihak, terdapat langkah yang lebih besar terjadi keterbukaan di dalam dunia yang didukung sarana teknologi dan media massa. Akibatnya, nilai-nilai kultural dan religius yang secara tradisional saling berbeda dan asing, kini saling berjumpa dan bahkan saling terkait. Di lain pihak, timbul kebutuhan akan identitas lokal untuk melihat dalam kekhususan kultural setiap orang sebagai sarana realisasi diri.

Berhadapan dengan realitas seperti itu, OMK Indonesia diajak untuk bisa mengembangkan diri, menumbuhkan solidaritas, peka terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini. Kompleksitas permasalahan kebangsaan seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan, penyalahgunaan narkoba, ketimpangan ekonomi, konflik sosial juga menuntut kesadaran sosial OMK Indonesia agar cepat tanggap.

IYD 2016 kiranya dapat menjadi sarana bagi Gereja Katolik untuk menyatakan pesan Kristus kepada orang-orang muda, memberikan kesempatan bagi OMK untuk saling mengenal dan mencintai keragaman adat istiadat, suku, agama dan bahasa, menumbuhkan semangat kesatuan dengan tetap menghargai kemajemukan baik di dalam Gereja Katolik dan Bangsa Indonesia.

Lebih dari itu, dengan semangat IYD 2016 OMK Indonesia diharapkan dapat menjadi seperti Kedua Belas Rasul Yesus pada pagi Pentekosta, yang sanggup melihat di hadapannya sejumlah besar orang yang membutuhkan Injil dan punya hak untuk menerima Sukacita Injil. Kepada OMK Indonesia, selamat dan sukses merayakan IYD 2016!