APABILA anda tidak suka dengan apa yang orang lain katakan di media social, segera rubahlah percakapan anda. Jika tidak anda bisa saja senasib dengan Trump, yang selama musim kampanye segala pikiran dan pendapatnya diproduksi secara negatif berseri-seri. Lalu bagaimana seseorang dapat membedakan fakenews dan real news?
Sejumlah informasi tentang fakenews yang sempat dihimpun oleh peserta ToT pada Sabtu (9/8/2017) menawarkan kepada anda cara membedakan fakenews dengan real news.
- Membandingkan Sumber yang satu dengan sumber yang lain . Selidiki atau telusuri untuk menginvestigasi situs, tujuannya, dan nomor kontak yang bisa dihubungi.
- Teruslah membaca. Headline atau judul berita utama bisa bombastis atau sensasional. Hal ini sering dilakukan agar dapat menarik perhatian pembaca/followers untuk meng-klik.
- Check penulisnya. Lakukan pengecekan siapa pengarang/penulisnya? Apakah penulis itu dapat dipercaya atau sebalikna tidak dapat dipercaya? Dan, apakah penulis itu benar-benar ada?
- Sumber penunjang lainnya. Lakukan pencarian ke semua link dan berusahalah menemukan referensi penunjang yang dapat dipercaya.
- Check tanggal posting. Memposting kembali berita-berita lama tidak berarti berita lama itu relevan dengan kondisi sekarang.
- Apakah itu joke?
6 tips tersebut dikemukakan oleh OMK untuk mendorong tekad kuat mereka dalam bermedia Sosial. Menurut mereka, cara baru dalam berkatekese seperti memaksimalkan infografis dan mengembangkan komunitas OMK sebagai penggerak anti hoax versus real news.
Untuk itu, diharapkan orang Muda Katolik dalam membangun isu positif perlu memiliki wawasan yang luas dengan terus membaca dan menggunakan referensi terpercaya seperti pemimpin masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.