SUMBAWA BESAR – Suara merupakan jantung dan nadi kekuatan komunikasi verbal atau tuturan. Presenter wajib memperhatikan dan melatih pembentukan kualitas suaranya, jika ingin diterima oleh pendengar. Pertanyaannya, apakah kualitas suara itu semata-mata merupakan anugerah dari Tuhan, ataukah merupakan hasil latihan?
Pertanyaan tersebut disampaikan oleh Errol Jonathans pada pada peserta di sesi lanjutan workshop public speaking, yakni senam vokal, Rabu (26/8). Menurutnya, kualitas suara itu ditentukan bisa karena anugerah Tuhan dan bisa juga merupakan hasil latihan terus-menerus. Ia menerangkan, meski seseorang mendapat anugerah suara yang baik, tetapi untuk menjadi presenter yang baik bagaimanapun harus berlatih olah vokal maupun pernapasan.
“Dalam presentasi itu dituntut pula penguasaan teknik-tekniknya, jadi bukan hanya soal anda memiliki suara baik saja, “ kata Errol
Menurutnya, ada beberapa pertimbangan mengapa menjadi presenter tidak cukup bertolak dari kemampuan alami, tetapi juga tetap harus melalui jalur pelatihan. Di samping presentasi merupakan masalah ketrampilan spesifik, ketrampilan presentasi juga merupakan konsep terapan.
“Presenter akan mencapai titik puncak bila dia mempunyai ‘jam terbang’ yang cukup. Pengetahuan presentasi juga tidak berlaku secara umum, dan presenter dituntut tampil menarik dan menyenangkan,” ia menerangkan.
Ia mengatakan, jika dipilah-pilah maka dalam sosok seorang presenter diharapkan terdiri dari kerangka-kerangka berikut:
(1). Wawasan atau sesuatu yang menyangkut isi kepala.
(2). Ketrampilan untuk berkomunikasi melalui suara.
(3). Moralitas untuk memajukan pendengarnya melalui pelayanan.
Dengan demikian, menurut Errol, hanya orang-orang yang telah dipersiapkan secara baik, juga yang memiliki motivasi besar untuk jadi presenter, yang dapat menjadi presenter handal berkat ketekunan mengolah potensinya.
Pada sesi tersebut, peserta diberi waktu yang cukup untuk melakukan latihan olah vokal melalui senam perrnafasan, olah angkat bicara, pembentukan suara diafragma, intonasi, aksentuasi, dan kecepatan.
Kredit Foto: OMK Dekenat NTB ketika berlatih olah vokal
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.