MEROSOTNYA nilai-nilai kehidupan di segala lini menimbulkan banyak masalah. Orang tidak saling menghormati, hidup dalam kebencian, bunuh diri atau membunuh orang lain, malas berusaha, mencuri dan sebagainya. Nilai kasih, toleransi atau saling menghormati, kerjasama, kesatuan, kejujuran dan sebagainya belum mendarahdaging. Nilai dengan demikian belum menjadi alat kontrol dari dalam diri setiap orang. Nilai masih hanya menjadi satu ide di luar diri kita.
Dalam pekan suci ini kita mengarahkan perhatian pada orang pilihan Tuhan. Seluruh hidup orang pilihan Tuhan mengekspresikan semua nilai. Rendah hati. Tidak berteriak atau menyaringkan suara di jalan. Setia menghidupkan harapan dalam diri banyak orang. Berlaku adil. Nilai-nilai itu menjadi roh yang menggerakkan, roh yang mengontrol, roh yang mengendalikan seluruh hidup orang pilihan. Yesus hamba Tuhan memiliki kepenuhan roh, kepenuhan dalam semua nilai. Ia menjadi terang dan keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya. Jelang sengsara dan kematian-Nya, Maria mengurapi kaki Yesus, guru kehidupan dengan minyak narwastu yang mahal harganya.
Pekan Suci menjadi saat penuh rahmat. Saatnya kita memberi hormat dan syukur kita kepada Dia yang sanggup menyelamatkan kita dari ‘kematian’, dari kemerosotan nilai-nilai hidup dalam diri kita. Marilah berdoa: ‘Tuhan Yesus, Engkau pemilikik kehidupan, kepenuhan segala nilai. Segarkanlah, hidupkanlah semua nilai dalam diri kami agar kami menjadi pribadi yang sehat, kuat untuk melanjutkan tugas perutusanmu saling melayani.Amin’ (RD Antonius Prakum Keraf Pr – Imam Keuskupan Larantuka, pengasuh Oase kehidupan untuk anda dan keluargamu setiap hari, kontributor mirifica. net)***
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.