Manusia Bijak dan Berbudi
KITA membutuhkan lebih besar pasukan orang bijak dan berbudi. Untuk apa? Memerangi kejahatan. Memerangi kemiskinan dan kemelaratan. Menegakan Keadilan dan Perdamaian di bumi. Dalam satu orang bijak dan berbudi terpancar keelokan citra sang Pencipta. Ia murni. Pendamai. Peramah. Penurut. Penuh belaskasihan dan buah-buah yang baik. Tidak memihak dan tidak munafik. Orang bijak dan berbudi tampil rendah hati, lemah lembut dan jujur. Nilai-nilai ini membuat mata orang bijak dan berbudi bercahaya.
Kehadirannya menyukakan hati. Hidupnya menyebarkan keharuman, menyegarkan jiwa. Dalam pribadi bijak dan berbudi kita menemukan Sukacita Injil. Tuhan Yesus mempersembahkan seluruh hidup-Nya untuk memperoleh sebanyak mungkin orang bijak dan berbudi. Tidak gentar Ia menghadapi roh jahat. Roh yang menyebabkan orang menjadi bisu sekaligus tuli. Sasaran roh jahat ini adalah generasi muda. Pekerjaan roh jahat tidak terkendali. Terselubung dalam kejahatan Narkoba, sex bebas dan segala akibatnya, alkoholisme. Hidup tidak beraturan. Tuhan Yesus menegaskan, jenis ini tidak dapat kita usir kecuali dengan berdoa! (Mrk.9:29) Orang bijak lahir dari kehidupan rohani yang mendalam bukan tempelan. Keheningan batin yang selalu siap mendengarkan kebijaksanaan. Tahu memilah yang baik dari yang jahat!
Sejauhmana anda dan keluargamu menjadikan keluarga sebagai gereja rumah, rumah doa yang melahirkan manusia bijak dan berbudi? ( RD Antonius Prakum Keraf Pr – dari Paroki Santa Bernadete Soubirous Pukaone –Keuskupan Larantuka***
=======
Kredit Foto: rangkumankotbah.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.