Tolonglah Kami
TIDAK asing di telinga kita. Seruan minta tolong. Suara dari tengah penderitaan hebat. Bangsa Yehuda pada zaman raja Yoyakhin mengalami goncangan hebat. Sebabnya, raja melakukan banyak kejahatan. Tidak setia pada perjanjian dengan Allah. Bangsa lain pimpinan raja Babel Nebukadnezar kembali menguasai tanah suci. Mereka mengambilalih Bait Suci dan kekayaan istanah. Raja Yoyakhin dan segenap warga bangsanya hidup sebagai orang buangan di Babel. Anak cucu mereka sangat menderita. Mereka berseruh minta tolong. Semoga Allah nenek moyang tidak lagi memperhitungkan kesalahan nenek moyang ke atas mereka. Belajar dari raja Yoyakhin, kita tidak boleh lupa akan kekuatan kita sendiri. Ketetapan dan peraturan Tuhan menjadi dasar di mana kita membangun kehidupan kita. Itulah sebabnya, Yesus mengkonsentrasikan perhatian kita pada sabda-sabda-Nya.
Orang yang mendengar dan melakukan sabda-Nya ibarat orang bijaksana membangun rumah di atas batu wadas. Banyak rumah tangga mengalami goncangan hebat karena suami-istri, orangtua melakukan banyak kejahatan. Banyak anak dari keluarga yang demikian mengalami kerusakan moralitas. Mereka bagaikan orang-orang buangan. Sangat menyedihkan. Sebelum terlambat, mari kita jadikan Sabda Tuhan selalu menjadi pegangan, pelita dan terang bagi jalan hidup keluarga kita, anak cucu kita. Sejauhmana anda dan keluarga hidup dalam sukacita karena selalu mendengar dan melaksanakan firman Tuhan? ‘Tuhan Yesus, tolonglah kami yang menderita karena dosa kami. Kuatkanlah kami dengan sabda-Mu. Amin’ (RD. Antonius Prakum Keraf, Pr – Pengasuh Oase, kontributor mirifica.net)***
======
Kredit Foto:
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.