Dan 7:9-1013-14; Mrk 9: 2-10.
“INILAH Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Jika kita memiliki hati yang hening, kita dapat mendengarkan suara-suara dari luar diri kita. Suara-suara alam akan membawa kita ke dalam keheningan yang mendalam. Kita akan mengenal Dia. Yesus sangat mencintai para murid-Nya. Petrus, Yakobus dan Yohanes. Di puncak sebuah gunung, para murid dan Yesus sungguh mengalami keheningan yang mendalam. Dalam hening itulah Yesus menampakan kemuliaan-Nya. Elia dan Musa berbicara dengan Dia. Keheningan itu sangat membahagiakan. Dalam keheningan yang mendalam itu para murid mendengar suara: “Inilah anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!.” Suara itu meneguhkan panggilan seorang murid. Mereka mesti menyadari kehadiran Tuhan dan tinggal bersama Dia. Terus-menerus mendengarkan Dia. Di tengah kesibukan dunia ini manusia mesti mencari keheningan. Mereka dapat menemukan hidup yang penuh dan bermakna dalam hati yang hening. Di dalam keheningan itu mereka dapat mendengarkan dengan lebih baik Sang Guru dalam pelbagai peristiwa. Siapa saja dapat mengatasi berbagai persoalan hidup jika mereka berada dalam dan bersama Dia Sang Keheningan yang Agung. Sejauhmana anda dan keluarga mengalami hidup yang penuh dan bermakna dalam keheningan yang Agung? Selamat pagi. Tuhan memberkati.***
Kredit Foto: keheningan dalam hati, umar-alkasidi.blogspot.com
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.