“KEKUATIRAN dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah” ( Mat 13: 18 – 23 ) Tidak dapat kita sangkal, kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan kini benar-benar menghimpit firman kehidupan. Perang antar suku berebut tanah warisan, budaya pemborosan pada pesta adat dan gereja yang menimbulkan konflik ekonomi dalam setiap keluarga dan komunitas masyarakat, budaya membunuh saudara karena kepentingan politik, sosial dan budaya. Konflik apapun bentuknya mengandung unsur ‘kekuatiran dan tipu daya kekayaan.’ Orang tidak saling menghargai sebagai saudara. Ternyata ‘unsur kekayaan dunia dan apapun bentuknya’, lebih berharga dari nilai manusia.
Firman kehidupan memiliki peran sangat khas, yaitu ‘mengangkat harkat dan martabat manusia’. Setiap usaha manusia, dalam bidang apapun mesti memberi hormat dan penghargaan terhadap nilai manusia. Keselamatan manusia seutuhnya harus menjadi nafas hidup, jiwa perjuangan. Sejalan dengan itu setiap keputusan penting apapun tetap harus mempertimbangkan penghormatan dan penghargaan terhadap keselamatan manusia sebagai citra Allah. Tanpa semangat itu, Firman kehidupan tidak berbuah. Firman itu telah menjadi manusia. Ia menghargai manusia. Ia menyelamatkan manusia.
Tetapi ketika manusia tidak saling menghargai karena kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, damai sejahtra, keadilan, kejujuran dan budaya saling menghargai akan mati. Buah-buah firman macam manakah yang tidak terwujud bahkan membusuk dalam kehidupan anda dan keluarga anda karena kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan? Selamat pagi. Tuhan memberkati harimu.***
Foto Kredit: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.