Tuhan Pemilik Segala segala seuatu
TIDAK jarang kita mengatur segala sesuatu sesuka hati. Pikiran bahkan hati kita semakin jauh dari kebijaksanaan Allah. Perilaku masyakat pasar merambah dalam kehidupan termasuk dalam kehidupan kita sebagai warga gereja. Kita perlu memahami kemarahan Yesus mengusir para pedagang dari bait Allah dalam konteks perilaku komunitas pasar. Dia adalah kepala, pemilik dari tubuh yaitu gereja umat Allah. Selaku kepala Ia telah menyucikan gereja yaitu tubuhNya dalam hal ini kita umat-Nya. Tubuh kita adalah kudus, bait Allah sendiri. Dia berdiam di dalam kita. Tindakan Yesus mengusir pedagang dari bait Allah adalah lampu merah. Tanda bahaya bahkan isyarat melakukan refleksi ke dalam atas pelbagai bentuk tugas pelayan kita membangun tubuh Kristus sebagai bait Allah yang hidup. Boleh jadi perilaku pasar sudah amat dalam menguasai pelayanan kita. Banyak tugas pelayanan macet karena hati kita jatuh terjerembap dalam mentalitas pasar. Kita melayani dengan kontrak untung rugi. Sebuah pelayanan yang jauh dari teladan Sang Guru, Yesus Tuhan, pemimpin kita. Kita boleh mohon Yesus menghancurkan musuh yaitu mentalitas pelayanan untung rugi. Bersama Yudas dan saudara-saudaranya kita segera mengambil langkah baru melahirkan bait Allah yang baru. Semangat pelayanan Yesus, melayani penuh sukacita. Dia pemilik segala anugerah tidak juga lupa mengasihi kita. Sejauh mana anda dan keluargamu menjadi bait Allah yang hidup, melayani penuh sukacita. Tuhan memberkati. (RD Antonius Prakum Keraf, Pr – Imam Katolik Keuskupan Larantuka)***
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.