TIDAK PERLU mempersulit urusan menyangkut orang sakit, atau urusan kemanusiaan lainnya. Hendaknya selalu ada jalan terbuka bagi mereka menemui siapa saja yang bisa cepat menolong. Sangat menarik cara pendekatan Yesus. Ia naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya. Inilah spiritualitas belaskasih Yesus dari atas bukit. Inti spiritualitas belaskasih dari bukit adalah ‘hati ibu yang selalu terbuka bagi anak-anaknya’. Ia siap merangkul, siap menyembuhkan, siap melayani, siap memberi makan, siap meneguhkan yang sakit dan lemah. Tugas gereja umat Allah yaitu mendalami spiritualitas belaskasih Yesus dari bukit. Gereja hendaknya menjadi Ibu yang selalu siap mendengarkan, siap melayani. Orang sakit dan lemah hendaknya tidak mengalami kesulitan untuk mendapat pelayanan pada waktunya. Tanpa itu gereja kehilangan roh belaskasih. Sejauh mana anda dan keluargamu menghidupkan spiritualitas belaskasih Yesus dari atas bukit, memiliki hati yang selalu terbuka, siap melayani? Tuhan memberkati. ( Rm Antonius Prakum Keraf, Pr – Imam Keuskupan Larantuka)***
Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
