“Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.” (Yer 23, 5)
HARI kemarin saya melihat kesibukan Posko Bencana St. Antonius Paroki Banjarnegara. Banyak bantuan datang dari berbagai tempat. Panitia sibuk menerima dan mencatat bantuan yang masuk. Sementara itu banyak relawan membungkusi bantuan selaras dengan kebutuhan, agar besok pagi bisa dibagikan kepada para kurban bencana di Desa Pencil.
Siang hari, bersama dengan beberapa teman mengunjungi sub posko Stasi St. Lukas di Karangkobar. Saya juga melihat banyak bantuan yang sudah menumpuk. Sementara itu para relawan juga sudah berkumpul kembali ke posko, karena hujan yang deras.
Berdasarkan data yang diperoleh, kami pun mulai mendata bantuan yang sudah masuk dan mulai membungkusinya, agar besok bantuan tersebut bisa disalurkan kepada para kurban di Desa Jemblung. Sementara membungkusi, seseorang juga mengecek kembali isi bungkusan tersebut untuk memastikan bahwa semua bungkusan isinya sama.
Rasa keadilan
Hal tersebut penting agar rasa keadilan terwujud, sehingga penerima tidak akan protes karena mendapatkan bantuan yang berbeda isinya.
Para pengungsi rupanya bisa berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain, karena bantuan di satu tempat lebih banyak dan lebih bagus dibandingkan dengan lokasi lainnya.Bahkan ada pengungsi yang berpindah lokasi pengungsian, karena ditempat lain mereka juga mendapatkan pembagian uang.
‘Rasa keadilan’ seseorang memang bisa terusik, ketika mereka tidak mendapatkan ‘bantuan’ yang sama; saat terjadi perbedaan pelayanan dan perhatian; saat seseorang menerima ‘lebih’ dibandingkan dengan yang lain. Perlakuan dan pelayanan yang tidak adil juga bisa menimbulkan iri hati, kekecewaan, protes dan konflik antar pribadi atau antar kelompok.
Ketidakadilan membuat tidak nyaman kehidupan bersama, menimbulkan gerutuan dan saling menyalahkan satu dengan yang lain. ‘Rasa ketidakadilan’ tentu tidak hanya muncul di lokasi pengungsian, tetapi juga bisa terjadi di tempat lain, baik dalam keluarga, di tempat kerja maupun di dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketidakadilan memang merupakan suatu keprihatinan dalam kehidupan bersama.
Dalam situasi seperti ini, Yeremia menunjukkan bahwa Tunas Adil telah tumbuh. Tunas Adil tersebut akan menjadi raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan serta kebenaran bagi semua orang. Saatnya telah tiba.
Waktunya telah datang. Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Antara)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.