Di bawah sejuk rindang pohon wakara yang berusia seratus tahun lebih, para peserta napak tilas 125 tahun Gereja Katolik Sumba mengucap syukur sekaligus merayakan pesta kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.
Padang ilalang di tepi muara Mamboro atau yang dikenal dengan Waisibur begitu terik. Para peserta yang terdiri dari anak-anak SMA serta warga Katolik wilayah Mamboro dan rombongan Kelompok Bakti Kemanusiaan (KBKK) tetap dengan khidmat merayakan ekaristi di Kamis siang (29/5/2014) itu.
Pastor Simon Tenda CSsR yang memimpin ekaristi mengatakan,”Inilah tempat para misionaris merayakan paskah pertama di Sumba. Mereka juga mengalami perjalanan yang aman karena tangan Tuhan membimbing. Seperti angin timur membelah Laut Teberau, demikian juga angin timur mendorong perahu motor para misionaris untuk segera tiba ke Tanah Loura tempat benih Injil ditabur. Pater Bernhard Schweitz SJ dan Br. Busch SJ seperti Musa dan Harun yang memimpin perjalanan pembebasan umat terpilih,” ujar Pastor Simon.
Sebelum para misionaris meninggalkan Mamboro, mereka mengirim utusan untuk menghadap Raja Loura perihal kedatangan para misionaris. Raja berjanji akan datang sendiri ke Mamboro tetapi batal. Ternyata ia mengirim utusan yang mengabarkan bahwa para misionaris boleh datang.
“Setelah itu mereka menempuh perjalanan melalui jalur laut menuju Katewel,” ujar Pastor Simon.
Napak tilas para misionaris pertama di Tanah Sumba ini merupakan kegiatan yang dijalankan demi memeringati 125 tahun Gereja Katolik di Sumba. Setelah meninggalkan Mamboro, iring-iringan kendaraan yang terdiri dari bus dan mobil pun menyusuri jalan ilalang berkarang dan berliku, turun naik menuju pinggir pantai dekat muara Katewel. Muara sungai inilah yang dulu menjadi tempat para misionaris pertama di Sumba berlabuh setelah dari Mamboro.
Di Katewel, para misionaris disambut oleh para Raja Loura. Umbu Kondi, seorang raja yang pernah tinggal di Jawa selama tiga tahun menyediakan rumah kebunnya di tepi Sungai Katewel untuk tempat tinggal para misionaris. Jaraknya 3/4 jam jalan kaki dari pantai.
Sayang, ibadat yang rencananya juga akan dilakukan di Bondo Boghila (Wanno Dawa) setelah Katewel tidak jadi dilakukan karena hari sudah siang. Para peziarah kemudian langsung menuju Pakammadara, tempat pastor asli Sumba pertama, Dominikus Rua Dapa dimakamkan.
Usai berdoa bersama dan mendengarkan kisah kenangan perjalanan para misionaris ini, rombongan akhirnya menyelesaikan perjalanan.
Keterangan Foto utama : Ekaristi napak tilas 125 tahun Gereja Katolik di Sumba dipimpin oleh Pastor Simon Tenda CSsR didampingi pastor Yustinus Guru Kedi Pr (kanan) dan Pastor Beni Leti Gali / Foto: Abdi Susanto
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI