SIDANG Tahunan para uskup Indonesia memasuki hari yang kedua (4 November 2014). Mengawali hari kedua ini, kegiatan hari studi para uskup fokus membahas pandangan Konsili Vatikan II dan para Bapa Suci mengenai misi. Tampil sebagai narasumber untuk membantu para uskup adalah RP. Prof. DR. Eddy Kristiyanto, OFM. Romo Eddy mengakui bahwa tidak ada yang baru dari materi yang sudah disiapkan. Kesempatan ini adalah penyegaran pengetahuan para Bapa Uskup akan ajaran Gereja mengenai misi.
Romo Eddy menjelaskan kembali mengenai beberapa prinsip dasar mengenai Misi Gereja yang ada dalam dokumen Gereja seperti Ad Gentes dari Konsili Vatikan II, Evangelii Nuntiandi dari Paus Paulus VI, Christifidelis Laici, Redemptoris Missio, Ecclesia in Asia, ketiganya dari Paus Yohanes Paulus II serta anjuran apostolik Evangelii Gaudium dari Paus Fransiskus.
Semua Uskup (kecuali Mgr. Frans Kopong Kung yang sampai hari kedua belum hadir dalam rapat tahunan para uskup), mengikuti sessi studi ini dengan penuh perhatian. Setelah berbicara panjang lebar tentang teori misi serta strategi misi Gereja, Rm Edy juga memaparkan berbagai tantangan dari msi Gereja. Di antara sekian banyak tantangan itu, yang dominan adalah materialisme, drama humanisme-ateis serta orang beragama yang tidak mengamalkan agamanya.
Tantangan tersebut dapat dikelola dengan dinamika Komunitas Basis, religius, katekis, awam yang haus akan Allah. Perlu juga didukung dengan pewartaan iman dengan mengunakan sarana IT yang sesuai dengan perkembangan terkini.
Sessi presentasi dari Prof. Eddy dilanjutkan dengan sessi tanya jawab. Para uskup menggunakan sessi ini untuk mendalami beberapa konsep dasar misi Gereja yang perlu dijelaskan lebih lanjut oleh narasumber. Diantaranya mengenai konsep misi yang tentu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Dimana misi Gereja yang dulunya untuk membaptis orang sebanyak-banyaknya, tetapi misi Gereja saat ini lebih pada usaha pembaharuan hati manusia, agar hidupnya lebih sesuai dengan semangat injili.
Sessi ini ditutup dengan diskusi kelompok bagi para bapa uskup dengan mendalami hakikat Gereja adalah misioner dan ciri kehidupan misioner sejati adalah kegembiaraan batiniah yang berasal dari iman. Apa yang menjadi ukuran kita, bahwa karya misi itu berhasil?
Keterangan foto: RP. Prof. DR. Eddy Kristiyanto, OFM (narasumber), Mgr. Silvester San (moderator).
Imam diosesan (praja) Keuskupan Weetebula (Pulau Sumba, NTT); misiolog, lulusan Universitas Urbaniana Roma; berkarya sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) KWI, Juli 2013-Juli 2019