Beranda KWI KOMSOS KWI Misa Pembukaan PKSN ke-51 Terasa ‘Njawani’

Misa Pembukaan PKSN ke-51 Terasa ‘Njawani’

Dua Penari Lengger / Foto : Abdi Susanto

MISA Pembukaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional ke-51 berlangsung agung dan meriah di Gereja Katedral Kristus Raja, Keuskupan Purwokerto, Senin (22/5/2017).

Konselebran utama Mgr. Hilarion Datus Lega didampingi Administrator Keuskupan Purwokerto RD Tarsisius Puryatno dan puluhan pastor dari berbagai komsos keuskupan lain memimpin perayaan yang dihadiri ratusan umat Keuskupan Purwokerto yang datang dari berbagai wilayah seperti Kroya, Gombong, Purbalingga, Cilacap, Kebumen, dan Purwokerto timur.

Para pemain gamelan mengiringi Misa Pembukaan PKSN ke -51 di Purwokerto / Foto : Abdi Susanto

Dengan iringan gamelan, keroncong, dan calung misa terasa begitu ‘njawani’ (red: terasa Jawa). “Para pengiring ini datang dari teman-teman muslim,”ujar Ketua Komsos Keuskupan Purwokerto RD Teguh Budiarto.

Dua penari lengger juga dihadirkan sebagai cucuk lampah (pembuka jalan) iring-iringan uskup dan para romo serta petugas ekaristi saat memasuki gereja. Demikian juga saat persembahan.

Dalam homilinya Mgr. Hilarion Datus Lega yang merupakan Ketua Komisi Komunikasi Sosial menyebutkan bahwa gagasan dalam tema Hari Komunikasi “Jangan Takut, Aku Besertamu ; Komunikasikan Harapan dan Iman” merupakan gagasan lama. Bahkan dalam Kitab Perjanjian mulai dari Injil (Matius, Markus) sampai Kitab Wahyu menyatakan penyertaan Tuhan ini.

“Dalam Injil Matius ada kata Imanuel yang artinya Tuhan beserta kita. Dalam Injil Yohanes ada Teologi Sabda yang menyatakan Sabda yang menjelma menjadi manusia. Dan Kitab Wahyu juga menyatakan hal yang sama. Penyertaan Tuhan diungkapkan dengan kata Maranatha yang artinya sama dengan Imanuel,”ujar Mgr. Hilarion.

Karena itu semakin jelas, kata Uskup Manokwari-Sorong ini, Tuhan tidak pernah bisa tinggal diam. Dia selalu bertindak yang oleh gereja dirumuskan menjadi komunikasi sosial dalam wujud relasi antarmanusia, dialog, penghargaan martabat hidup manusia.

“Jadi, hakikat komunikasi sosial adalah penyertaan Tuhan. Oleh sebab itu Paus tahun ini mengangkat gerakan ini dengan karakteristik khusus, yaitu ‘jangan takut’,”ujar Datus.

Karena itu Mgr Datus Lega mengajak seluruh umat agar pesan Hari Komunikasi ini bergaung tidak hanya dalam sepekan tapi terus menerus sepanjang tahun. “Alat-alat komunikasi yang semakin canggih modern ini semestinya kita gunakan untuk menyebarkan kebaikan, suka cita dan bukannya untuk menyebarkan ujaran kebencian, fitnah, kabar bohong (hoaks) atau sesuatu yang tidak bermanfaat bagi martabat manusia.”tegas Mgr. Datus.

Menurut Mgr. Datus, jangan pernah nyali kita kecil. Niat baik ini akan menjadikan kita sebagai saksi-saksi Kristus.