BANYAK perubahan positif maupun negatif yang terjadi berkat internet, khususnya media sosial dalam hidup manusia zaman sekarang. Mulai dari yang biasa saja hingga yang revolusioner.

Bahkan, perkembangan ini ikut memengaruhi karakter manusia yang menghidupinya. Pakar komunikasi sekaligus CEO Suara Surabaya Grup Media, Errol Jonathans mengajak memilah-milah apa yang terjadi dalam zaman ini akibat internet.

“Saya tidak bisa memisahkan secara positif dan negatif. Tapi mari kita pilah-pilah saja” ujar Errol dalam seminar “Komunikasi: Budaya Perjumpaan yang Sejati” pada Pekan Komunikasi Sosial sedunia ke-48 di Keuskupan Weetebula, Sumba, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (31/5/2014).

Yang pertama, media sosial tentu saja bermanfaat menyebarkan pesan dan meluaskan cakupan penerimaan pesan tersebut. Juga menjadi sarana penjualan sekaligus pencitraan entah dalam bisnis maupun politik. “Obama menang dan menjadi presiden gara-gara media sosial. Dia tidak menggunakan sarana-sarana kuno,” ujar Errol.

Yang kedua, mengundang pengguna lain ikut mengakses dan ketiga menguatkan positioning, diferrentiation, dan branding untuk dunia bisnis.

Selanjutnya yang keempat, berfungsi memperluas pengaruh dari satu kalangan ke kalangan lain. “Kelima media sosial mengembangkan komunikasi viral yang berkembang terus menerus,” ujar Errol.

Mengingatkan tentang keberadaan dan eksistensi serta menguatkan posisi yang disebut sebagai Search Engine Optimization (SEO) untuk bisnis merupakan manfaat keenam dan ketujuh.

Kedelapan, munculnya emoticon menjadi simbol dari sebuah ekspresi. Orang tidak lagi menulis kata-kata, cukup hanya dengan gambar-gambar.

Kesembilan, muncul ragam bahasa baru yang mengakibatkan kebingungan di kalangan orang-orang tua dan dewasa yang disebut bahasa alay. “Maksudnya supaya orang yang tua-tua tidak tahu apa isi pesannya,” ujar Errol bercanda. Dan kesepuluh memunculkan bahasa-bahasa iklan seperti “kamseupay”, sebuah singkatan dari seruan “kampungan sekali uuh payah.”