DI TENGAH maju dan berkembanganya alat-alat komunikasi yang begitu pesat, perlu ada transformasi yang membangun. “Sehingga face to face menjadi lebih bermakna daripada facebook,”ujar Mgr. Petrus Turang, di Aula Paroki Santa Maria, Gunung Sitoli, Nias, Sabtu (7/5/2016).
Pada puncak perayaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN-KWI) ini mantan Ketua Komsos KWI ini menegaskan, kalau facebook lebih bermakna bagi kita, maka habislah persaudaraan antara kakak adi, kedekatan antara suami dan istri, keeratan antara orangtua dan anak.
“Akhirnya jadilah faced out. nilai hadir, nilai persekutuan, persaudaraan jadi hilang dan habis,”ujar Mgr. Turang.
Karena itu, kata Monsinyur, kita mesti berusaha agar alat-alat komunikasi itu tidak mengganggu, tetapi memberi tanda tanya sejauh mana itu membantu dan membangun dan meningkatkan persaudaraan kita dengan orang-orang yang paling dekat dengan kita.
“Jangan sampai di ruang makan, para suster misalnya, lupa dengan makanannya, tapi lebih memperhatikan gadget lalu hilanglah komunikasi,”ujar Mgr. Turang.
Mantan Jesuit, Pendiri Sesawi.Net, Jurnalis Senior dan Anggota Badan Pengurus Komsos KWI