EHADIRAN KH. Zainal Abidin, Ketua Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) FKUB Bogor, pada misa tahbisan Mgr. Christophorus Tri Harsono mengundang decak kagum dan tepuk tangan meriah dari para uskup dan umat Katolik keuskupan Purwokerto. Mgr. Tri Harsono pun turut kagum dan ikut memberikan komentarnya.
“Saya kagum sekali. Tadi ada sesama kita orang Islam, terutama Kyai Haji Zaenal Abidin. Ia sampai menunda Sholat Azhar dan Sholat Maghrib untuk ikut ekaristi bersama kita”, ungkap Uskup yang fasih berbahasa Arab itu.
Dikatakan lebih lanjut oleh Mgr. Tri Harsono bahwa kehadiran Kyai Haji Zaenal dan para tokoh agama lainnya pada perayaan misa tahbisannya sebagai uskup keuskupan Purwokerto merupakan tanda solidaritas dan dukungan dari sesama anak bangsa.
Mgr. Tri Harsono pun membandingkan semangat persaudaraan di Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah. Perbandingan itu disampaikan Mgr. Tri Harsono dengan mengutip kembali pernyataan Presiden Afganistan ketika bertemu dengan Presiden Jokowi pada waktu lalu.
“Negara-negara Timur Tengah itu mereka hanya memiliki enam atau tujuh etnis bahasa dan budaya. Mereka hanya memiliki satu keyakinan. Mungkin hanya dua. Saat ini mereka hancur berantakan. Presiden Jokowi diingatkan supaya hati-hati dalam memimpin Indonesia dengan ribuan pulau, ribuan budaya, dan ribuan bahasa serta ratusan keyakinan.”
Selain dihadiri para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) dari Bogor dan Purwokerto, perayaan misa tahbisan Mgr. Tri Harsono, Selasa (16/10/2018) yang dilangsungkan di Aula Universitas Soedirman, Purwokerto, juga dihadiri oleh pejabat pemerintah. Mereka adalah dr. Budhi Setiawan, Wakil Bupati Banyumas, dan Drs. Eusabius Binsasi, Direktur Jenderal Bimbingan Masyakarat (Bimas) Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia.
“Saya berharap juga di keuskupan Purwokerto ini, Gereja Katolik bisa bersatu dan bekerja sama dengan pemerintah, supaya bisa menjadi 100 persen Gereja Katolik dan sekaligus 100 persen Indonesia,” terang Mgr. Tri Harsono.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.