Beranda BERITA Mgr Sutikno Berkati Kapel dan Museum St. Yohanes Paulus II di Mall

Mgr Sutikno Berkati Kapel dan Museum St. Yohanes Paulus II di Mall

Kiri ke kanan: Kiri ke kanan: Ibu Lucy Liando, Ibu Melinda Tedja, Mgr. Sutikno & Bapak Alex Tedja saat peresmian Kapel & Museum St.John Paul II Dok: Komsos Surabaya

MIRIFICA.NET, SURABAYA – Minggu, 29 September 2019, Mgr.Vincentius Sutikno Wisaksono, Uskup Surabaya, didampingi Mgr. Petrus Turang, Uskup Agung Kupang, Mgr. Silvester San, Uskup Denpasar, Mgr. Petrus Canisius Mandagi. MSC, Uskup Amboina, bersama Mgr. Janusz Aptacy dan Fr. Krzysztof Wieliczko, OSPP dari John Paul II Foundation, Vatikan dan belasan imam lainnya, memimpin Perayaan Ekaristi pemberkatan Kapel dan Museum yang didedikasikan untuk Santo Yohanes Paulus II, di Pakuwon Mall, Jalan Puncak Indah Lontar Timur No 2, Surabaya.

Dalam kotbahnya, Mgr. Sutikno menyatakan bahwa pemberkatan kapel ini merupakan ungkapan bahwa kita tidak mengandalkan kemanusiaan atau kekuatan kita tetapi karena Allah yang mendorong kita semua untuk membuat tempat ini bagi umat agar boleh mengalami sendiri kehadiran Allah. Kepada lebih dari delapan ratus orang yang hadir dalam perayaan Ekaristi ini, Mgr. Sutikno mengingatkan: “Kalau dikatakan kapel ini Rumah Tuhan, sebetulnya Tuhan tidak butuh untuk diberi rumah. Dalam kitab II Samuel dikatakan: “Aku tidak mau tinggal di Bait Allah.  Aku mau tinggal di kemah bersama-sama dengan umat.”  Allah mau tinggal dalam hati kita. Dalam pemberkatan kapel bukan gedungnya yang kita berkati, tetapi kita semua yang punya hati dan terbuka akan Allah. Kapel ini dibangun untuk menjadi tempat berdoa dan sekaligus tempat di mana iman mempunyai harapan teguh akan Allah yang menguatkan kita.

Foto bersama Keluarga Besar Alex-Melinda Tedja dengan Para Uskup dan Para Imam seusai Misa Pemberkatan Kapel Dok: Komsos Surabaya

Sebagai pemimpin Gereja di Keuskupan Surabaya, Mgr. Sutikno menyampaikan terima kasih kepada Keluarga Alex-Melinda Tedja yang telah memberikan diri dengan mempersembahkan Kapel ini. Bapa uskup berharap semoga Kapel dan Museum ini menjadi tempat di mana semakin banyak orang boleh sungguh melihat karya Allah dalam hidupnya.

Sebagaimana harapan bapa uskup, Pasutri Alex-Melinda Tedja dalam kata sambutan yang disampaikan Bapak Alex di akhir perayaan Ekaristi, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bersama-sama dengan keluarga ini dan kepada semua yang hadir dalam Misa pemberkatan Kapel dan Museum yang dirancang oleh seorang arsitek ternama Aleks Bayu. Lebih lanjut Bapak Aleks juga mengungkapkan harapan keluarganya atas Kapel dan Museum Santo Yohanes Paulus II ini:  Besar harapan kami agar kapel ini turut berperan dalam pertumbuhan rohani umat Katolik di Surabaya sesuai dengan motto Pakuwon: together we grow.

Kapel yang dirancang oleh seorang arsitek ternama Aleks Bayu. Dok : Komsos Surabaya

Pemberian nama Santo Yohanes Paulus II untuk Kapel berkapasitas 800-an orang ini, bukan sekedar pilihan nama. Ibu Melinda menyatakan bahwa Kapel dan Museum ini memang dipersembahkan untuk mendiang Santo Yohanes Paulus II. Keluarga Alex-Melinda adalah salah satu anggota friends of John Paul II foundation yang sungguh mengalami sentuhan kasih Tuhan lewat perjumpaan dengan Yohanes Paulus II semasa hidupnya. Karena itu bersama dengan teman-teman John Paul II Foundation yang ada di Indonesia, Keluarga Alex-Melinda hendak mewujudkan cita-cita foundation untuk menyebarkan kepada semakin banyak orang warisan sangat berharga dari figur Santo Yohanes Paulus II.

Ibu Lucy Liando, Presiden John Paul II Foundation Indonesia, dengan penuh sukacita mengungkapkan betapa Kapel dan Museum Yohanes Paulus II adalah idaman dan cita-cita foundation sejak lama. Bukan sekedar bangunan secara fisik tetapi lebih dari itu untuk menghadirkan sosok Yohanes Paulus II yang hidup sebagai Paus selama 27 tahun dan sekarang sebagai seorang Santo. Warisan keteladanan hidup dan pesan-pesannya secara khusus untuk perdamaian, pengharapan supaya orang tidak takut, dan kecintaan, kedekatan serta kebersamaannya dengan orang-orang muda sungguh mengharukan dan perlu disebarkan supaya makin banyak orang mengalami kasih Tuhan lewat teladan dan inspirasi orang Kudus dari Polandia yang dikanonisasi Paus Fransiskus, 9 tahun sesudah wafatnya, 27 April 2014, di Lapangan Santo Petrus.

Warisan dari figur Santo Yohanes Paulus II yang sangat berharga ditempatkan di dalam museum. Dok: Komsos Surabaya

Khusus tentang Museum Yohanes Paulus II, Ibu Lucy Liando, yang datang dari Jakarta bersama puluhan anggota John Paul II foundation, menerangkan proses panjang sehingga penanggungjawab barang-barang Santo Yohanes Paulus II di Vatikan dan Polandia, menyerahkan sejumlah barang asli untuk ditempatkan dalam museum. Di Kapel dan Museum ini dipercayakan juga Relikwi kelas satu berupa darah Yohanes Paulus II yang ditempatkan dalam wadah semacam Monstrans.

Fr. Krzysztof Wieliczko, OSPP, sekretaris eksekutif John Paul II foundation  di Vatikan yang datang khusus untuk acara ini, menerangkan bahwa Relikwi yang ditempatkan di Kapel ini adalah darah John Paul II, yang diambil di Rumah sakit Gemelli di hari-hari terakhir hidupnya. Dibawa ke Indonesia, khususnya ke Surabaya supaya John Paul yang ketika dulu berkunjung ke Indonesia sebagai Paus tidak berkesempatan mengunjungi Surabaya, sekarang boleh datang, tinggal dan berdiam sebagai orang Kudus.

Kehadiran Relikwi kelas satu ini memang sangat istimewa, karena itu di akhir Perayaan Ekaristi pemberkatan, seluruh umat diberi kesempatan untuk memberi penghormatan atas Relikwi yang secara bergantian dipegang oleh Fr. Krzysztof Wieliczko, OSPP dan Mgr.Janusz Aptacy, pejabat Vatikan yang bekerja di Dicasteri untuk para uskup. Dengan penuh haru umat berbaris satu-persatu untuk mencium relikwi sambil berdoa dan memohonkan rahmat Tuhan dengan pengantaraan Santo, sang pengagum Bunda Maria dan terkenal dengan mottonya: “Totus Tuus”. (Kepadamu Kuserahkan segalanya).

Kiri ke kanan: Ibu Melinda Tedja, Fr. Krzysztof Wieliczko, OSPP (memegang Relikwi) dan Ibu Lucy Liando

Sesudah Perayaan Ekaristi, seluruh umat yang berkenan hadir boleh membawa pulang sebuah Souvenir indah jelang Bulan Maria, yaitu Rosario bergambar John Paul II bertuliskan Sanctus Joannes Paulus PP II. Menurut Ibu Lucy, rosario yang dibagikan ini berjumlah 800 buah, dibawa ibu Melinda dari Vatikan beberapa tahun lalu tetapi belum sempat dibagikan dan masih tersimpan rapi di dalam koper, bahkan sudah dilupakan dan ditemukan secara tidak sengaja ketika rencana mengadakan 800 buah rosario baru dari Vatikan lewat Fr. Krzysztof mengalami kesulitan. “Kelihatannya sangat kebetulan, tetapi sebagai orang beriman, kami yakin Santo Yohanes Paulus II sungguh membantu kami dalam peristiwa itu” ungkap Ibu Lucy.

Kapel dan Museum Yohanes Paulus II telah diberkati di Pakuwon Mall; di tempat keramaian; di area bisnis di mana banyak orang sibuk. Di tengah kesibukan ini, sebuah tempat berteduh secara rohani, sebuah tempat berdoa dan bersyukur disediakan. Dan sang figur inspiratif, orang suci di zaman Modern dihadirkan di sana. Semoga usaha baik demi pelayanan dan perjumpaan semakin banyak orang dengan Tuhan ini dilakukan semuanya demi Kemuliaan Tuhan. (RD.Steven Lalu).

 

Rosario bergambar John Paul II bertuliskan Sanctus Joannes Paulus PP II., dibagikan kepada umat yang hadir. Dokpri: RD. Steven Lalu