PEN@ Katolik — Dalam sejarahnya, di Keuskupan Purwokerto, karya kerasulan pendidikan pernah mengalami kejayaan. Banyak alumni yang berhasil menjadi tokoh hidup bermasyarakat, berbangsa dan menggereja. Mereka menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas dan dapat dihandalkan di tengah-tengah dunia.
Namun seiring perjalanan waktu, banyak keprihatinan muncul, yang disebabkan oleh faktor intern Gereja maupun ekstern masyarakat dan negara. Keprihatinan itu muncul berkaitan dengan kepedulian umat, insan pendidikan, kelembagaan, dan pendanaan bagi karya pastoral pendidikan.
Uskup Purwokerto Mgr Julianus Sunarka SJ menggambarkan hal itu dalam Surat Gembala Prapaskah 2015 Keuskupan Purwokerto yang bertema “Kerasulan Pendidikan, Jalan Merintis Hidup Sejahtera.”
Mengamati banyak keprihatinan itu, Mgr Sunarka meminta agar selama masa Prapaskah 2015, dengan diterangi Sabda Allah dan ajaran Gereja, umat Katolik di keuskupannya bersama-sama merenungkan tentang tujuan pendidikan Katolik yang bermuara pada pembentukan pribadi yang utuh.
“Bahwa pendidikan merupakan proses perjalanan seumur hidup dan perlu ditunaikan oleh keluarga, masyarakat dan negara dalam berbagai jenjang pendidikan; dan bahwa pendidikan diharapkan mampu menghantar setiap pribadi menggapai pola hidup baru, yakni baru dalam cara berfikir, baru dalam cara mengambil keputusan, baru dalam bersikap dan bertindak,” tulis uskup.
Mgr Sunarka juga berharap agar kesadaran-kesadaran itu mendorong semua umat Katolik Keuskupan Purwokerto untuk terlibat secara konkret dalam karya kerasulan pendidikan. “Salah satu wujud keterlibatan konkretnya adalah bahwa dana APP 2015 yang terkumpul setelah dikurangi 30% untuk dikirim ke KWI, akan kita alokasikan untuk pengguliran karya kerasulan pendidikan ini.”
Di bagian awal surat itu, uskup menegaskan bahwa olah rohani masa Prapaskah 2015, tidak dilepaskan dari jerih payah keuskupan itu dalam menggulirkan fokus pastoral pendidikan dengan tema sesuai tema yang diangkat dalam surat gembala itu.
“Panitia Tim Kerasulan Pendidikan Keuskupan Purwokerto telah memfasilitasi dan mengajak kita untuk menyadari permasalahan, memberikan inspirasi untuk mencari jalan keluarnya, dan melakukan tindakan-tindakan yang konkret strategis bagi perbaikan dan bertumbuh berkembangnya karya kerasulan ini,” tulis surat itu.
Semua itu menurut Mgr Sunarka, karena “karya kerasulan pendidikan merupakan salah satu karya utama Gereja dan Gereja turut terlibat dalam jerih payah negara Indonesia yang mencita-citakan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.” (pcp/penakatolik.com)
Foto Mgr Sunarka diambil dari kawali.org
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.