MIRIFICA. News, Purwokerto – Saat semua dihadapkan pada kenyataan sosiologis dan psikologis dimana cara berkomunikasi masih jauh dari memadai, dibutuhkan langkah cepat dan tepat untuk memacu dan mengejar perkembangan teknologi dan informasi.
“Ini bukan perkataan saya, tapi merupakan kesimpulan para ahli etika berkomunikasi,” ujar uskup Vincentius Sensi Potokota ketika membawa homili pada misa Penutupan PKSN KWI 2017 di Gereja Katedral Purwokerto, Minggu (28/5/2017).
Uskup Agung Ende itu mengatakan kehadiran dan perkembangan alat-alat komunikasi saat ini harusnya membantu manusia dalam menyebarkan nilai-nilai positif bagi masyarakat dan gereja.
Uskup kelahiran Saga, Detusoko, Ende, Nusa Tenggara Timur berpandangan ternyata masih ada kealpaan nurani, ada kealpaan hati, ada keterpurukan etika dalam berkomunikasi sehingga alat-alat komunikasi tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
Uskup Vincentius tak menyangkal bahwa dalam mempengaruhi dan menggiring perilaku komunikasi kita secara tidak bermartabat kadang kemudian menyalahkan teknologi.
“Bukan teknologinya, tapi cara kita berkomunikasi yang salah, itu masalahnya.”
Di hadapan ribuan umat yang memadati gereja Katedral Kristus Raja, Purwokerto, ia lalu menghantar umat pada sebuah pertanyaan reflektif, yakni apakah sebagai gereja realitas yang telanjang di hadapan mereka saat ini dapat dihadapi dengan sebaik mungkin?
“Yang pasti, dengan semua yang berkehendak baik dengan Gereja umat diajak menyadari realitas perkembangan teknologi informasi dengan penuh kekaguman dan kebanggaan,” ujar uskup Vincentius.
Terkait tema perayaan PKSN KWI 2017, “Jangan Takut, Aku Besertamu: Komunikasikan Iman dan Harapan”, uskup Vincentius mengatakan tema itu sesungguhnya mengungkapkan keyakinan Yesaya.
Dengan tema itu, demikian kata Uskup Vincentius, umat Katolik diharapkan dapat kembali menggaungkan keyakinan Yesaya supaya tidak boleh takut, nurani dan etika manusia tidak boleh rapuh dalam perilaku berkomunikasi.
Selain itu, ia menambahkan, lewat tema tersebut diungkapkan pula sikap iman gereja yang jelas, disampaikan dalam bentuk arahan untuk berperilaku berkomunikasi yg benar dan bermartabat.
“Setiap modus berkomunikasi kita hendaknya bernada kabar baik, termasuk dalam postingan kita,” kata uskup Vincentius.
Menurutnya, khabar baik itu adalah khabar yang membangkitan harapan, khabar yang membangkitkan semangat orang-orang yang sedang patah hatinya, khabar yang memberi peneguhan bagi orang yang sedang frustrasi.
Uskup Vincentius mengingatkan umat bahwa keyakinan iman Kristiani tentang khabar baik itu adalah sesuatu yang menyelamatkan, yang bersumber pada sumber segala khabar baik, yakni Yesus sendiri.
Ikut mendampingi uskup Vincentius, administrator Keuskupan Purwokerto, Romo Tarsisius Puryatno, Sekretaris Komisi KOMSOS KWI, Romo Kamilus Pantus dan sejumlah Romo dari sejumlah keuskupan di Indonesia.
Dari bangku umat, tampak hadir pula uskup emeritus keuskupan Purwokerto, Mgr. Sunarka. Meski telah pensiun, Mgr. Sunarka selalu hadir dan setia mengkuti seluruh rangkaian perayaan PKSN KWI 2017.
Misa penutupan PKSN KWI 2017 pada Minggu (28/5/2017) merupakan puncak dari seluruh rangkaian perayaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional KWI tahun 2017. Diselenggarakan dalam rangka memperingarti Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-51.
Sejak dibuka pada Senin, (22/5/2017) lalu oleh Ketua Komisi Komsos KWI, Mgr. Hilarion Datus Lega, perayaan Pekan Komunikasi Sosial Nasional KWI telah diisi dengan berbagai kegiatan seperti acara pembukaan berupa penyambutan secara tradisional, misa pembukaan. Rangkaian kegiatan lainnya berturut-turut workshop audiovisual, workshop menulis kreatif, literasi media, lomba debat, character building, seminar nasional PKSN 2017, dan malam pagelaran budaya.
PKSN KWI 2017 ditutup secara resmi oleh Mgr, Vincentius. Sebelum berkat penutup, uskup Vincentius melakukan tiga kali pemukulan gong gendang sebagai tanda berakhirnya seluruh rangkaian perayaan PKSN KWI 2017. Seremoni pemukulan gong disaksikan juga oleh administrator Keuskupan Purwokerto, Romo Tarsisius Puryatno dan Sekretaris Komisi Komsos KWI, Romo Kamilus Pantus.
“Keuskupan Purwokerto dipilih sebagai tuan rumah PKSN 2017 berdasarkan pertemuan bersama Romo Puryatno pada November 2016 di Hening Griya,” kenang Romo Kamilus, saat memberikan sambutan penutupnya
“Sukses PKSN 2017 merupakan buah kerja keras panitia dan umat di keuskupan Purwokerto,” pungkasnya, yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan umat yang hadir.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.