“Perbedaan itu adalah keindahan. Dari mana keindahan itu?”
JAKARTA,MIRIFICA.NET – Perayaan Indonesian Youth Day (IYD) masih 4 bulan lagi, tepatnya bulan Oktober 2016. Akan tetapi, gaung perhelatan akbar orang Muda Katolik Se-Indonesia itu mulai dirasakan. Paling tidak saat berlangsungnya Konferensi Pers IYD 2016 di Gedung KWI Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Dalam keterangan persnya, Ketua Komisi Kepemudaan KWI yang juga Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi mengungkapkan bahwa di Konferensi Waligereja Indonesia ini ada yang namanya Komisi Kepemudaan. Komisi ini mempunyai tugas menginisiasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kehiduapn Orang Muda Katolik.
“Melalui Komisi Kepemudaan ini, Para Uskup ingin agar Gereja Muda dalam pengertian Gereja yang mampu memperhatikan orang Muda sungguh-sungguh dihadirkan dalam kehidupan nyata,” ujar Mgr. Pius.
Untuk itu, kata Mgr. Pius, Komisi Kepemudaan KWI telah merancang program yang disebut IYD, dimana program ini dilaksanakan sekali dalam 4 tahun. Perayaan IYD 2016 ini merupakan perayaan yang kedua kalinya. IYD pertama kali dirayakan di Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat pada tahun 2012.
Sesuai dengan tema IYD 2016, “OMK: Sukacita Injil di Tengah Kemajemukan Indonesia”, Mgr. Pius berharap dan mengajak orang-orang Muda untuk dapat memanfaatkan perhelatan akbar ini sebagai kesempatan mensyukuri keragamaan Indonesia.
“Kami mengajak orang-orang Muda sekalian agar dapat merayakan perbedaan selama IYD berlangsung,” kata Mgr. Pius seraya menerangkan bahwa perbedaan yang melekat di dalam diri Orang-Orang Muda Katolik tidak lain merupakan sebuah panggilan hidup.
“Harapan kami, dengan mengikuti IYD ini Orang Muda Katolik dapat mengembangkan diri, menumbuhkan solidaritas, kepekaan sosial terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan, penyalahgunaan narkoba, ketimpangan ekonomi, konflik sosial, dan lain-lain,” terang Mgr. Pius.
Ia pun menegaskan bahwa dalam kemajemukan bangsa Indonesia justru Orang-Orang Muda Katolik dapat memperoleh modal utama guna menghadapi tantangan-tantangan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Terkait adanya ungkapan yang menyebut Orang Muda sebagai generasi penerus, Mgr. Pius mengatakan jika saat ini Orang-orang Muda kita justru keberatan dengan ungkapan itu. Sebab, generasi sebelumnya sering diidentikan sebagai generasi “korup”.
“ Mereka tak mau menjadi generasi penerus karena akan menerima cap yang sama, orang Muda itu adalah generasi penentu,” tegas Mgr. Pius
Senada dengan harapan Mgr. Pius, Romo Antonius Haryanto selaku Sekretaris Komisi Kepemudaan KWI, ketika ditemui setelah acara konferensi pers yang berlangsung dari pukul 14.30 hingga Pukul 16.30 WIB, berpesan agar orang-orang muda tetap bersemangat dan terus mempersiapkan diri untuk mensukseskan perayaan IYD ke-2 yang dipusatkan di Manado, 1 sampai 6 Oktober 2016.
“Mari kita tetap berdiskusi dalam platform yang telah disediakan dan tentu nantinya kita bisa mendaratkan hasil refleksi selama perayaan IYD 2016″, ujar Romo Harry.
=====
Kredit Foto: Komsos KWI
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.