KETUA KWI, Mgr. Ignatius Suharyo membuka secara resmi sidang tahunan KWI 2017. Senin (6/11/2017) di Jakarta. Seremoni pembukaan sidang tahunan yang dihadiri 35 uskup se-Indonesia sejumlah uskup emeritus dan perwakilan dari PGI, Pendeta Dr. Bambang, pengamat sidang di antaranya Pastor Piter Aman, diawali dengan doa pembukaan dan pendarasan mazmur bersama yang dipimpin oleh Uskup Surabaya, Mgr. Wicaksono.
Mengawali sapaannya, Mgr. Suharyo mengajak koleganya para uskup, para Romo Sekretaris dan tamu undangan untuk mengingat kembali perjalanan sinode Ke-10 yang mengambil tema “Demi Harapan Dunia”. Menurut Mgr. Suharyo, di dalam tema itu dijelaskan pula nasihat apostolik Yohanes Paulus II dengan judul Pastores Regis dengan penekanan utama pada perjuangan mencapai keadilan dan perdamaian, dialog antar agama, pelestarian lingkungan hidup, pelayanan kesehatan bagi para migran dan perantauan.
Pokok persoalan di atas, demikian kata Uskup Suharyo, merupakan persoalan-persoalan konkrit yang juga menjadi perhatian para Uskup di wilayah pelayanannya masing-masing.
Sementara dalam lingkup internasional, demikian menurut Uskup Suharyo, telah terjadi perkembangan yang luar biasa dimana ada krisis moral di hampir semua bidang kehidupan yang rupanya semakin kompleks dalam segala lingkup, kejahatan narkoba, kebohongan publik, eksploitasi isu sara dan ancaman disintegrasi bangsa. Di dalam konteks seperti itulah kita ingat kembali nasihat santo Paulus.
Sidang tahunan KWI 2017 kali ini juga diwarnai sejumlah wajah baru. Beberapa uskup yang baru ditahbiskan dalam tahun 2017 seperti Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubyatmoko, Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM.Cap, Uskup Manado, Mgr. Rolly Untu MSC ,dan Uskup Pangkalpinag, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM juga ikut ambil bagian dalam sidang tahunan ini. Kehadiran mereka disambut antusias oleh Mgr. Suharyo dan para uskup lainnya. “Saya ingin mengucapkan selamat datang kepada rekan-rekan uskup yang baru ditahbiskan”.
Ikut hadir dalam pembukaan Sidang tahun ini, Dirjen Bimas Katolik,Drs. Eusabius Binsasi. Dalam sambutannya, Eusabius mengatakan momentum sidang tahunan KWi penting dan bermakna karena secara langsung boleh bertemu dan bertatap.muka dengan para uskup sebagai simbol kehadiran dan sinergitas pemerintah dengan Gereja Katolik Indonesia.
Menurut Eusabius, pembangunan agama menjadi sebuah point penting untuk mengikis potensi intoleransi dan menggantinya dengan habitus baru yang semakin manusiawi. Ia mengatakan, membangun harmoni sosial tentu menjadi tugas bersama. Untuk itu, Bimas Katolik terus mengupayakan kerja sama dalam rangka memantapkan kerukunan hidup baik intra maupun antar kehidupan umat bergama.
Sementara itu, Perwakilan PGI, Pendeta Dr. Bambang mengatakan, saat ini ada semangat dialog dan rekonsiliasi ekumenis antara Gereja-gereja Kristen dengan Gereja Katolik. Ia pun mengapresiasi semangat yang ada seraya mengatakan ingin terus membangun hari depan secara bersama.
“Merupakan suatu pencapaian luar biasa antara Gereja Lutheran dan Gereja Katolik Roma untuk mencapai persatuan dan kebersamaan di dalam tubuh Kristus.
Pada sidang tahunan Kwi 2017 ini, para uskup Indonesia memilih tema “Menjadi Gereja Yang Relevan Dan Signigfikan: Panggilan Gereja Menyucikan Dunia”. Pemilihan tema ini terutama untuk hari-hari studi selama sidang dilansungkan dari tanggal 6 hingga 16 November 2017.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.