MIRIFICA.NET – Mgr. F. X Sudartanta Hadisumarta O.Carm, Uskup Emeritus Keuskupan Manokwari-Sorong dan sebelumnya Keuskupan Malang, telah berpulang dengan damai ke pangkuan Bapa di Surga, Sabtu (12/02), pukul 03:31 WIB di RS.Carolus Jakarta. Jenazah Bapa uskup yang dikenal pandai, bijaksana, disiplin, ramah, rendah hati dan amat sederhana ini disemayamkan di Auditorium Paroki Maria Bunda Karmel, Tomang, karena di paroki inilah bapa Uskup tinggal selama ini.
Senin (14/02) Bapa Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Uskup Bandung yang juga Sekretaris Jenderal KWI, serta Mgr. Vitus Rubianto Solichin, SX, Uskup Padang merayakan Misa Requiem mendoakan Mgr. Hadi yang dalam pelayanannya pernah menjadi ketua KWI (sebelumnya MAWI). Sesudah Misa, jenazah bapa Uskup diberangkatkan dari Jakarta ke Katedral Malang (14/02) dan dilanjutkan Misa Requeim oleh Uskup Malang, Mgr Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm dilanjutkan prosesi pemakaman di sukun malang pada Kamis, (17/02) Pkl. 09:00 WIB.
Mgr.F. X. Hadi telah menyelesaikan sebuah peziarahan hidup penuh cinta, sarat makna, mengesankan dan memberi inspirasi kepada orang-orang yang dilayaninya, teristimewa mereka yang sehari-hari hidup dekat dengannya.
Bruder Konrad Sumirat, O.Carm: Beliau sungguh seorang biarawan yang rendah hati, sederhana dan apa adanya.
Bruder Konrad Sumirat, pernah tinggal bersama Mgr. Hadi tahun 2003-2005 di Rumah Lansia St Elia Bukit Dieng, Malang, Jawa Timur dan kembali bersama bapa uskup di Wisma Karmel St Magdalena Depazzi Tosiga, Jakarta sejak Agustus 2021. Sebagai orang dekat, bruder bercerita: “Selama ini tidak pernah terdengar keluhan bapa uskup atas kesehatannya, meski usia sudah senja dan menjalani pemeriksaan dokter secara rutin dan tetap minum obat-obatan yang dianjurkan dokter”. Bapa uskup sangat bisa mengatur hidupnya dengan luar biasa, memanage diri, waktu, menjaga keteraturan hidup jasmani dan rohaninya. Sederhana, rendah hati, bisa bergaul dengan siapapun. Ia sangat menghargai orang lain. Secara pribadi saya mengalami dan menyaksikan sendiri. Ia sungguh apa adanya, Saat makan pun tidak pilih-pilih, makan apa yang disediakan. Banyak yang sangat patut dicontoh dari figur bapa uskup.
Ketika MIRIFICA bertanya tentang hari-hari terakhir Mgr. F. X. Hadisumarta, Bruder Konrad melanjutkan ceritanya:
“Kamis sore (19/01) Mgr. F. X. Hadisumarta merasakan nyeri perut bagian kiri, badan panas dan gemetar, lalu gari Jumat pagi dibawa ke UGD RS Carolus. Sesudah mendapat perawatan, Bapa Uskup diizinkan kembali ke rumah. Kemudian Minggu pagi (23/01) saat sedang di Kapel doa, Bapa Uskup kembali merasa tidak enak dibagian perut, dan tidak kuat lagi untuk kembali ke kamar oleh karena itu saat itu juga dibawa lagi ke Rumah Sakit dan kembali menjalani perawatan selama hampir 3 minggu di RS Carolus hingga tutup usia,” jelasnya.”
Koster Lukas Supriyadi: Ia tidak pernah Mengeluh
Bapak Lukas sudah melayani bapa uskup di Paroki Tomang sejak 2003. Ia seorang koster yang membantu kalau bapa uskup hendak merayakan Ekaristi. Selama melayani Bapa Uskup, Koster Lukas sangat terkesan dengan kepribadian Mgr Hadi. “Beliau tidak pernah mengeluh, menerima segala sesuatunya, dan jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki maka beliau akan menegur baik-baik dan memberi masukan agar hal tersebut diperbaiki di masa yang akan datang”, kenang bapak Lukas. Ia juga sungguh merasakan persahabatan dan keakraban dengan mgr. Hadi. Keduanya menyukai speak bola dan kebetulan memiliki kesamaan klub Favorit: Kesebelasan Barcelona, Spanyol. Dengan haru Pak Lukas berkisa: “Biasanya kalau malam ada pertandingan, Mgr. Hadi selalu mengingatkan: ‘jangan lupa malam ini ada pertandingan bola’”.
Bapak Rudi Kurniawan: Kehilangan Sosok Panutan
“Mgr.Hadisumarta sungguh figur Bapa yang baik hati, humble, ramah dan senang menyapa setiap orang yang ditemuinya dengan senyuman” demikian kesaksian Bapak Rudi Kurniawan, Ketua Team Gugus Kendali Covid, Paroki Tomang.
Secara pribadi bapak Rudi sungguh merasa kehilangan sosok yang menjadi panutan semua orang. “Bapa Uskup tidak pernah mengeluh, tetap melakukan apapun yang dapat beliau berikan, dan sangat menghayati dalam pelayanan”. “Suatu kali ketika pengakuan dosa, saat itu para romo sedang sibuk, dengan senang hati Mgr. Hadi mau ikut ambil bagian memberikan waktu khusus bagi umat yang dicintainya. Bapa Uskup tetap mau melayani di Paroki. Walaupun sudah masuk usia senja” tutup bapak Rudi.
Mgr. Hadisumarta, Terima kasih atas seluruh kasih, penggembalaan, dan keteladanan yang telah diberikan untuk umat Keuskupan Manokwari-Sorong, Keuskupan Malang dan Gereja Katolik Indonesia. Selamat Jalan Mgr. Hadi, doa kami mengiringi dan doakan kami semua yang masih berziarah di dunia ini.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.