Mgr. Edwaldus Martinus Sedu akhirnya resmi menjabat sebagai uskup keuskupan Maumere. Jabatan resmi ini diterima Mgr. Edwaldus setelah melewati serangkaian prosesi misa tahbisannya sebagai uskup di Gelora Samador, Maumere, Rabu (26/9/2018).Puncak dari prosesi suci ini ditandai dengan penumpangan tangan oleh Uskup penahbis utama, Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD, Uskup penahbis kedua, Mgr. Vincentius Sensi Potokota dan Uskup Penahbis ketiga, Mgr. Fransiskus Kopong Kun.
Sebanyak 28 Uskup yang hadir juga ikut menumpangkan tangan secara bergantian. Tanda ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan rahmat sakramen tahbisan kepada Uskup Edwaldus.
Kehadiran para uskup dalam peristiwa tahbisan Mgr. Edwaldus, selain untuk berdoa bagi uskup tertahbis, juga sebagai tanda dukungan nyata dan semangat kolegialitas para pemimpin Gereja Katolik. Menurut Sekretaris Jenderal KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunyamin, semangat kolegialitas para uskup ini sesungguhnya bersandar pada teladan hidup para rasul.
“Duc in Altum, secara sosial para murid menyadari bahwa karya harus dilakukan secara bersama-sama dan hasilnya dinikmati secara komunal. Selamat bergabung dengan kolegium para uskup di Konferensi Waligereja Indonesia,” ujar Mgr. Antonius, yang adalah juga uskup Keuskupan Bandung.
Gubernur NTT Hadir
Selain para uskup, perayaan tahbisan Mgr. Edwladus juga diihadiri Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur NTT, Yoseph Nae soi, anggota DPR RI asal NTT, Melchias Markus Mekeng, Johny G. Palte, dan Andreas Hugo Parera, serta Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI, Drs. Eusabius Binsasi.
Gubernur Viktor Laiskodat, dalam kata sambutannya, mengatakan bahwa Uskup Edwaldus dan dirinya adalah orang-orang dengan jabatan baru. Atas jabatan baru setelah dilantik pada tanggal 5 September lalu, Viktor pun menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat Sikka. Karena jabatan baru itu pula, Viktor mengakui dirinya bisa berpidato pada kesempatan tahbisan uskup.
“Pertama kali dalam sejarah hidup saya, saya bisa berpidato saat tahbisan uskup, “kata Viktor dengan suara tegas.
Viktor lalu menyinggung moto Uskup Edwaldus, “Duc in Altum” yang berarti “Bertolaklah ke Dalam”. Viktor mengatakan bahwa ternyata moto hidup uskup sama dengan moto Viktory-Joss (nama paket Viktor dan Jos Nae Soi) di Pemilihan Gubernur NTT 2018, yakni “Kita Bangkit, Kita Sejahtera”, yang mengundang tawa dari para uskup dan umat yang hadir.
Menurut Viktor, di dalam moto “Duc in Altum” itu terdapat pesan keberanian. Bahwa tidak ada hal besar di dunia ini dikerjakan secara cuma-cuma, dengan kecil-kecil, dengan semangat asal-asalan.Katanya, “ketika Nusa Tenggara Timur ini dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, kita menjadi provinsi termiskin ketiga. Tetapi, kita NTT menjadi penyumbang orang-orang hebat yang bekerja di seluruh dunia.
“Kita punya misionaris-misionaris hebat, mereka dikirim ke negara lain untuk mengajar tentang kasih dan kebenaran dari Allah. Sayangnya, rahimnya sendiri hidup dalam penderitaan luar biasa.”
Karena itu, di hadapan para uskup, para imam, dan umat Katolik yang hadir, Viktor mengharapkan agar gereja, pemerintah, dan seluruh masyarakat untuk bekerja dengan keberanian dan kejujuran hati, bekerja tanpa kepura-puraan, bekerja bergandengan antara pemerintah dan gereja.
Diketahui, perayaan misa tahbisan Uskup Edwaldus dimulai pada pukul 15.00 WiTeng dan berakhir pada pukul 19.00 WiTeng. Sekitar tiga puluh ribu umat Katolik hadir dan mengikuti perayaan misa tahbisan uskup dengan hikmat hingga selesai.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.