Beranda BERITA Mgr. Domi Mendorong Peserta Perpas Regio Nusra Terlibat Aktif Dalam Diskusi Kelompok

Mgr. Domi Mendorong Peserta Perpas Regio Nusra Terlibat Aktif Dalam Diskusi Kelompok

0
Mgr. Domi Mendorong Peserta Perpas Regio Nusra Terlibat Aktif Dalam Diskusi Kelompok
Mgr. Domi Saku (pegang mike) memberikan pengarahan diawal diskusi kelompok (Doc. Komsos Atambua).

MEMBEDAH masalah migran dan perantau dalam diskusi, tenyata masih menyita perhatian dan upaya untuk menemukan akar masalahnya. Memasuki hari ke-4 Pertemuan Pastoral di aula Hotel Matahari, Keuskupan Atambua, Kamis, (25/07/2019) diadakan dialog dan pembagian dalam kelompok. Mgr. Dominikus Saku, Pr memberi arahan awal sebelum diskusi dimulai.

Mgr. Domi memberi arahan kepada para peserta Pertemuan Pastoral (Perpas) ke-11 agar sungguh mengambil bagian dalam berdikusi. Kita diperkaya dengan pengalaman kehidupan masing-masing, sehingga dalam persidangan diperoleh masukan yang lengkap. Ia mengharapkan agar ada hasil yang ditemukan dalam menindaklanjuti pertemuan ini. “Kita kiranya dapat menemukan dalam pengalaman hidup kita apa yang terjadi dan berbagi dalam diskusi sehingga memberi hasil yang berguna dalam karya pastoral kita,” kata Uskup Domi. Para peserta berdiskusi dan hasilnya akan dipleno bersama.

RD. Theo Asa Siri, Tim SC yang ditugaskan untuk memantau jalannya diskusi. (Doc. Komsos Atambua)

Tim Steering Commite (SC), Romo Theodorus Asa Siri, Pr pada kesempatan yang sama dipercayakan untuk memantau langsung proses diskusi dalam kelompk-kelompok. Pokok persoalan yang dibahas tentang Migran dan Perantau yang menjadi tema penting dalam Perpas tahun ini. Masalah-masalah mana yang dominan. Apakah di daerah transit atau tempat tujuan. Romo Theo membantu mengarahkan peserta diskusi agar berusaha untuk mencari akal masalahnya. “Pembagian ke dalam kelompok dengan pokok permasalahannya. Silahkan mencari akar masalahnya di mana dan mengapa bisa terjadi,” katanya.

Ada delapan kelompok yang dibagi dengan pokok permasalahannya sendiri. Juga kelompok untuk menemukan refleksi theologis dan seperti apa peran Gereja dan pemerintah? Ada pula bahasan dari kelompok lain tentang bagaimana karya Allah yang agung dialami juga dalam diri para migran perantau dan sejauhmana pentingnya kehadiran kita dalam menghadapi masalah ini?

Peserta mengadakan diskusi kelompok (Doc Komsos Atambua)

Setiap kelompok berdikusi sesuai dengan pembagian masalah yang dialami. Pembagian anggota secara acak sehingga lebih menambah pengalaman yang terjadi berkaitan dengan migran perantau. Selesai pembahasan dalam kelompok, dialanjutkan dengan pleno.

Pembahasan tentang masalah Migran Perantau hampir mendekati titik akhir. Perpas berlangsung 3 tahun sekali dan bergilir dari masing-masing keuskupan. Atambua menjadi tuan rumah untuk tahun ini. Selain ada pertemuan membahas masalah ini, juga ada pameran selama seminggu di Emaus, Lalian Tolu. Yang dipamerkan lebih bersifat produksi bahan lokal dengan melibatkan Stan dari setiap paroki di Keuskupan Atambua.*

Ed. Kamilus

Baca juga: https://www.mirifica.net/2019/07/26/pengamat-memberi-catatan-untuk-gereja-katolik-di-nusra/