MIRIFICA.NET – Perarakan tarian Waita dan tarian busur panah mengiringi penyambutan meriah Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC oleh Bupati (Muspida) dan para imam Dekanat Intan Jaya, serta seluruh umat Kabupaten Intan Jaya di pedalaman Papua Bilogai. Mgr Anton didampingi Administrator Diosesan P. Marthen Kuayo, Sekjen Keuskupan Timika P. Madya beserta rombongan disambut dengan prosesi adat (11/10), kemudian diantar ke lokasi tempat penahbisan Imam dan Diakon akan dilaksanakan keesokan harinya.
Selasa 12 Oktober 2021, Penahbisan Imam di Intan Jaya
Prosesi awal Mgr. Anton menerima penyerahan para calon Imam oleh keluarga ketiga calon imam dengan ritual adat maupun agama. Setelah itu perarakan menuju Gereja dan dilanjukan dengan Perayaan Ekaristi. Perayaan penahbisan dihadiri oleh 26 imam gabungan dari Ordo/Kongregasi SCJ, SJ, OMF dan Imam-imam Diosesan Keuskupan Timika.
Dalam pengantar awal perayaan Ekaristi, Mgr. Anton menyampaikan harapan bahwa dengan situasi dan kondisi Intan Jaya saat ini “perlulah ada peneguhan iman bagi semua umat yang percaya kepada Yesus. Kita bersyukur bahwa negara kita, masyarakat kita,bangsa Indonesia percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Jika kita percaya kepada Tuhan, maka harus ikut perintah Tuhan. Saya yakin dan percaya pasti situasi akan menjadi aman, nyaman, damai dan sejahtera. Tidak ada lagi kontak senjata dan saling menyerang antar kelompok. Ketidakamanan ini bisa terjadi karena orang-orang yang beragama itu tidak mewujudkan agamanya untuk saling mengasihi. Maka orang-orang seperti ini seolah-olah, seakan-akan beragama, tercatat memiliki agama tertentu, tetapi tidak berbuat sesuai dengan ajaran agamanya. Tuhan mencintai kita semua, Tuhan tidak pernah memandang engkau kulit putih atau hitam, engkau rambut lurus atau pendek, engkau orang Papua atau orang Jawa, dimata Tuhan kita semua sama dan saudara. Maka orang yang memiliki cinta kasih tidak takut kepada siapapun karena hatinya, niatnya untuk mengasihi dan takut kepada Allah.”
Semua orang yang berada di Intan Jaya diharapkan tetap tenang, jangan lagi ada konflik yang berkepanjangan dan merusak tatanan hidup antar suku, kelompok di atas tanah ini, serta hidup sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus dan selalu takut kepada Allah.
Tercatat ada tiga Diakon putra asli dari Intan Jaya yang ditahbiskan dalam perayaan ini, mereka adalah :
- Diakon Yeskiel Belau, Pr
- Diakon Yoseph Bunai, Pr
- Diakon Fransiskus Sondegau, Pr
Rabu 13 Oktober 2021, Penahbisan di Mauwa
Mgr. Anton, P. Marthen Kuayo, P. Madya beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju ke Monemani di Kabupaten Dogiyai untuk menahbiskan lima diakon sebagai imam dan dua frater sebagai diakon.
Setibanya di Monemani menuju gereja St. Petrus Mauwa, Mgr Anton dan rombongan dijemput sambil diiringi perarakan adat setempat.
Kamis 14 Oktober 2021, Mawaa
Perayaan penahbisan dua frater sebagai diakon dan lima diakon sebagai imam dimulai. Bernuansa kebhinekaan dimana Frater dan diakon berasal dari berbagai daerah yang berbeda, ada yang berasal dari Timur Flores, ada juga yang berasal dari Cina Kalimantan, suku Kei Maluku, dan putra asli Papua sendiri.
Acara penyerahan keluarga kepada Uskup diiringi dengan tarian adat budaya dari berbagai suku yang merupakan calon diakon dan imam tersebut. Penabisan ini dihadiri oleh 35 imam gabungan dari Ordo/Kongregasi SCJ, SJ, OFM dan Imam-imam Diosesan Keuskupan Timika.
Dalam kotbahnya Mgr. Anton sangat bangga dan gembira dengan acara penahbisan yang bernuansa Kebhinekaan ini, terlebih bagi para orang tua yg telah menyerahkan putra-putra terbaiknya untuk ditahbiskan menjadi pelayan gereja, khususnya untuk Keuskupan Timika. “Kita doakan mereka agar mereka menjadi imam dan diakon yang baik.
Melalui bacaan hari itu, firman Tuhan mengingatkan kita agar selalu mengikuti jalan yang baik. Dengan jalan yang baik maka kita akan sampai pada keselamatan. Jangan seperti orang farisi yang suka merampas hak orang dan suka menyusahkan orang lain. Orang farisi tahu Sabda Allah, tahu jalan menuju keselamatan, tetapi mereka menutupnya agar orang tidak boleh menikmati, orang lain tidak diberi jalan untuk masuk selamat dan mendapatkan berkat. Sementara mereka sendiri tidak masuk dalam kerajaan Allah. Itulah ibarat orang yang menimbun bahan makanan, sementara banyak orang membutuhkan makanan; itulah ibarat orang yang menimbun bahan bakar, sementara banyak orang membutuhkan bahan bakar; itulah ibarat orang yang selalu mengumpulkan segala sesuatu untuk dia miliki padahal dia tidak membutuhkan; seperti orang kaya membiarkan makanan menjadi busuk, padahal orang-orang lain membutuhkan semuanya itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam bacaan pertama Yesaya bersedia diutus untuk membuka jalan keselamatan dalam rahmat kepada siapa siapapun yang mau bertobat. Yesaya bersedia menghadapi situasi apapun berkaitan dengan tugas dan perutusan yang Allah berikan kepadanya teristimewa saat- saat ini. Maka Yesaya berkata, “Inilah Aku Utuslah Aku.”
Syukur kepada Allah kedua frater dan kelima diakon ini telah siap untuk diutus kemanapun seperti Yesaya, dan itulah janji mereka seperti yang tercantum dalam tema hari ini “Tuhan memangil dan mengutus kami dari segala keterbatasan dan kerapuhan kepada terang kasih untuk menjawab panggilanNya: Inilah kami utuslah kami.”
Inilah dua Frater yang ditahbiskan menjadi diakon:
- Ricky Carol Yeuyanan, Pr
- Emanuel Richardus Buanglela, Pr
Diakon yang ditahbiskan menjadi imam ialah :
- Diakon Silferter Bobii, Pr
- Diakon Silvester Dogomo, Pr
- Diakon Vincentius Budi Nahiba, Pr
- Diakon Febronius Angelo, Pr
- Diakon Leo Patty Yerwuan, Pr
Upacara penahbisan berjalan penuh hikmat, aman damai dan terkendali. Mewakili para imam baru, P. Anggelo, Pr sangat berterimakasih kepada seluruh umat Allah Keuskupan Timika yang dengan pendampingan dan doanya sehingga pada hari ini mereka ditahbisan menjadi Imam. “Terutama kepada Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC yang dengan kesibukannya bisa hadir dan menahbiskan kami pada saat yang berbahagia ini. Rasa syukur dan terimakasih tak henti- hentinya kepada Administrator Diosesan P. Marthen Kuayo, Sekjen P. Madya , IPAR, ADIOS, KONDIOS, atas cinta dan dukungannya sehingga kami bisa menerima rahmat tahbisan ini dengan penuh saya syukur dan bahagia.” (Onny Sarway, Komsos Keuskupan Timika)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.