Beranda KWI KOMSOS KWI Mgr. Aloysius Murwito,OFM: Untuk Bisa Hidup Bersama Perlu Berkomunikasi

Mgr. Aloysius Murwito,OFM: Untuk Bisa Hidup Bersama Perlu Berkomunikasi

Mgr. Aloysius Murwito, OFM sedang memberikan pengarahan bagi peserta pelatihan/Foto: Komsos Keuskupan Agats

PEMUDA dan pelajar Katolik yang tergabung dalam organisasi Orang Muda Katolik (OMK) Keuskupan Agats mengikuti workshop Jurnalistik dan Publik Speaking di Aula Keuskupan Agats. Workshop ini diselenggarakan dengan tujuan agar OMK Keuskupan Agats dapat menjadi agen pewarta Sukacita Injil.

Mgr. Aloysius Murwito,OFM,  Uskup Keuskupan Agats diawal sambutannya mengatakan, untuk bisa hidup bersama kita perlu berkomunikasi.

Komunikasi itu, demikian kata Mgr. Aloysius, bisa dilakukan dengan dua cara, yakni komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal seperti menulis.

“Yang sekarang ini, yang mau dilatih oleh anak-anakku sekalian adalah komunikasi tertulis,” ujar Uskup yang telah 16 tahun berkarya di Agats.

Uskup asal Yogyakarta itu pun berharap, yang penting ialah kita bisa menyampaikan kebenaran lewat tulisan dengan lingkup lebih besar.

Praktek Menulis Berita – Peserta mencatat fakta seputar Pesta Adat Asmat dari spanduk di jalan tengah kota Agats/Foto:Komsos KWI

“Kita masih ingat pada bulan Januari muncul pemberitaan di Kompas mengenai kejadian luar biasa di Asmat, kena wabah campak dan gizi buruk, mengakibatkan 13 orang meninggal, itu dampaknya luas sekali. Semua orang membaca berita itu. Banyak orang pun tergerak hatinya, termasuk Jokowi, Presiden Indonesia saat ini.”

Hampir senada dengan Uskup Aloysius,, Romo Joko, Ketua Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agats mengatakan, kesempatan workshop jurnalistik dan publik speaking diharapkan dapat membantu peserta untuk mulai menulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.

Sebelumnya, dalam sebuah pembicaraan lepas, imam asal keuskupan Bogor ini mengisahkan bahwa kesulitan terbesar orang muda katolik di Keuskupan Agats ini adalah bagaimana bisa menulis dengan baik dan benar.

“Kita di sini masih banyak sulitnya, mau mulai tulis dari mana. Susah,” ungkap Romo yang belum lama berkarya di Agats.

Diselenggarakan selama 2 hari, yakni dari Rabu hingga  Kamis (3-4/10/2018), kegiatan pelatihan jurnalistik dan publik speaking  menghadirkan seorang narasumber yang telah lama berkecimpung di dunia komunikasi, khususnya radio. Errol Jonathans, Direktur Radio Suara Surabaya.

Di hari pertama, Rabu (3/10/2018), sebanyak 80 peserta OMK ini diberi pembekalan praktis khusus bidang jurnalistik. Materi ini masih dilanjutkan pada sesi pertama hari kedua, Kamis (4/10/2018).

Selanjutnya, pada sesi kedua di hari yang sama hingga penutupan,  peserta dibekali dengan pengetahuan dan latihan praktis menjadi publik speaker yang baik.

Padatnya materi serta waktu terbatas disadari peserta tidak cukup untuk bisa trampil menulis seketika.

Nelsi, seorang peserta dari SMAK Yan Smit,  pun berharap ke depannya ada tambahan waktu agar dia dan peserta lainnya bisa dibimbing lebih baik.

Namun, penggemar buku-buku novel itu mengaku akan terus berlatih menulis dari waktu ke waktu. Ia optimis kelak dirinya bisa menjadi penulis sukses.

“Semoga saya bisa jadi pembicara hebat di depan, menjadi penulis berbakat, dan pewawancara terkenal,” terang siswi asal Tanah Toraja, Sulawesi Selatan.