PENTAS Malam Budaya Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN-KWI) selalu menjadi acara paling meriah dari seluruh rangkaian kegiatan. Kegiatan ini menampilkan tari-tarian, lagu, serta musik tradional dari budaya setempat.
Begitu juga pentas budaya PKSN KWI 2016 yang berlangsung di Aula Santa Maria Bunda Para Bangsa, Gunung Sitoli, Nias, Sumatera Utara, Sabtu (7/5/2016). Anak-anak muda berpakaian warna-warni memeriahkan acara ini. 9 sanggar budaya yang ada di kota Gunungsitoli turut memeriahkan malam pentasini.
Sebut saja Tari Fame Afo atau tari pemberian sekapur sirih kepada para tamu terhormat, Tari Maena, Tari Tuwu Tari Moyo, Tari Folaya Famadogo Omo, Tari Tor-tor dari Batak pun dimainkan dengan gerak dan lagu oleh para anak-anak SMP, SMA dan Mahasiswa Nias. Aula Paroki Santa Maria Bunda Para Bangsa terasa gegap gempita. Tepukan bedug (gonda) dengan bilah bambu memekakkan telinga diiringi lagu dan musik traditional lain seperti gong (aramba), canang (faritia).
“Acara pentas budaya semacam ini memang selalu disisipkan dalam rangkaian kegiatan hari komunikasi sosial sedunia. Karena budaya menjadi salah satu bentuk komunikasi. Pendekatan pada budaya lokal menjadi salah satu upaya berkomunikasi,” ujar Sekretaris Eksekutif Komisi KOMSOS KWI RD Kamilus Pantus.
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI