MIRIFICA.NET – Sebagai gereja, kita merenungkan penyebaran amanat Kristus. Terlebih lagi di sini di Asia, dan jubah ini telah jatuh di Federasi Konferensi Para Uskup Asia (FABC). FABC adalah asosiasi sukarela Konferensi Para Uskup di Asia, didirikan dengan persetujuan Takhta Suci. Tujuannya adalah untuk memupuk solidaritas dan tanggung jawab bersama di antara para anggotanya untuk kesejahteraan Gereja dan masyarakat di Asia. Tahun 2020 menandai peringatan 50 tahun FABC, tetapi situasi Pandemi yang tidak menguntungkan membatalkan semua rencana kita.
Jadi, mari kita menyusuri jalan kenangan dan menghidupkan kembali momen-momen ini, tidak hanya sebagai peristiwa bersejarah tetapi juga memperbarui FABC dengan semangat para pendirinya.
Akar FABC dapat dilihat dari Konsili Vatikan Kedua. Selama sesi Konsili di Roma, banyak uskup Asia bertemu untuk pertama kalinya. Sampai pada saat itu, sebagian besar dari mereka menyadari bahwa mereka memiliki hubungan yang lebih baik dengan uskup dari Eropa dibanding dengan sesama uskup dari Asia. Kesadaran ini menciptakan kebutuhan akan sebuah struktur yang ditujukan untuk interaksi dan kerjasama di antara mereka sendiri di seluruh Asia.
Dengan demikian, FABC adalah pemenuhan impian lama para Uskup Asia ini. Pada tahun 1970, pada kunjungan Paus St Paulus VI ke Manila, 180 Uskup Asia berkumpul untuk Pertemuan Para Uskup Asia (ABM) pertama dari tanggal 23 – 29 November 1970. Bagian terakhir dari pertemuan ini dipimpin oleh Paus sendiri, dan di sinilah FABC lahir!
Kemudian pada tahun 1971, para Uskup Asia berkumpul di Hong Kong untuk Rapat Komite Pusat pertama pada bulan Maret untuk mengejar struktur Keuskupan Asia yang permanen.
Pada 16 November 1972, rancangan kedua Statuta telah disetujui ad exsperimentum selama dua tahun oleh Paus St Paulus VI – saat Roma secara resmi mengakui FABC.
Pertemuan ketiga Komite Pusat diadakan di Hong Kong antara 13-15 Februari 1973. Pertemuan FABC itu menjadi pertemuan pertama di bawah Statuta yang disetujui sementara. Selama bertahun-tahun, ada kontribusi signifikan bagi Gereja Universal dari Gereja di Asia.
Hari ini, kita melihat panorama manusia Asia, bidang kerasulan kita yang luas, yang digaungkan dalam frasa “untuk semua bangsa Asia” yang telah menjadi janji FABC. Kita bergulat dengan keragaman Asia. Namun, kita dipersatukan untuk menjadi Gereja Asia.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.