Panasnya udara kota Ambon tak mengurangi semangat kaum muda untuk memperkaya diri dengan kemampuan public speaking, public reading. Mereka adalah mahasiswa STPAK (Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Katolik) Santo Yohanes Penginjil Ambon, para Frater Teologan Seminari Tinggi Santo Fransiskus Xaverius Ambon dan beberapa OMK dari Paroki Katedral. Pelatihan yang berlangsung dari tanggal 29-31 Maret diselenggrakan atas kerjasama Komisi Komsos KWI dan Komisi Komsos Keuskupan Amboina.
Spirit yang mendukung
Hasrat pencarian yang luarbiasa dari para peserta tak terlepas dari spirit awal yang disampaikan oleh Vikjen Keuskupan Amboina yang sekaligus sebagai Ketua Sekolah STPAK, RD. Bernard A. Rahawarin. “Misi Tuhan agar sebanyak mungkin orang diselamatkan. Dan anda diminta untuk melanjutkan misi yang sama”. Hal ini bisa dilakukan dengan pewartaan, katekese yang didukung dengan kemampuan menyampaikan pesan yang memadai. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Komsos Keuskupan Amboina RD. Theo Amelwatin, sebagai calon pewarta, kalian harus memiliki kemampuan dalam mengungkapkan ide.
Hangatnya suasana
Dengan mengambil tempat di Aula STPAK, pelatihan yang berlangsung selama 3 hari berjalan cukup alot. Mayoritas peserta yang berasal dari kalangan kampus membuat pelatihan ini sangat ramai dihujani dengan pertanyaan dan diskusi. Para peserta berlomba mengajukan pertanyaan untuk memperjelas dan memperkaya pengetahuan mereka. Dengan semangat yang tak pernah kendor, mereka berpacu dalam mendengarkan pengarahan, bertanya dan mempraktekkan kemampuan mereka dalam public speaking dan juga public reading.
Bertolak lebih dalam
Pelatihan Public Speaking atau dalam bahasa Bapak Errol Jonathans selaku fasilitator “Komunikasi dan Presentasi” diikuti oleh 55 calon pewarta Kerajaan Allah. Pastoral di dunia cyber sudah menjadi lahan subur untuk menyampaikan pesan KA kepada komunitas yang sangat melekat dengan IT. Kita beryukur memiliki Pemimpin Gereja Katolik Sejagat yang melihat internet dan media sosial menjadi ruang baru untuk pewartaan. Bahkan Sri Paus Fransiskus dalam pesan Hari Komunikasi ke-48, mendorong agar komunikasi antara sarana menggerakkan orang untuk masuk dalam perjumpaan yang sejati, membangun solidaritas membantu sesama yang mengalami musibah alam maupun keterbatasan manusiawi.
Menggali potensi diri
Seluruh waktu di hari ketiga dimanfaatkan untuk latihan public reading dan public speaking. Peserta ditantang menjadi pembicara dihadapan public dengan tema tertentu, serta dilatih menjadi pembaca Sabda Tuhan dengan modal suara yang memadai. Untuk mendukung kemampuan ini, sehari sebelumnya dijelaskan teknik pernapasan dan olah vocal serta 15 jurus senam vocal. Pelatihan yang memeras tenaga, pikiran ini sangat membantu peserta untuk menyadari potensi diri mereka sebagai pribadi yang sangat professional dalam hal presentasi dan komunikasi.
Bahkan bukan hanya mahir dalam praktek, sebagian besar dari mereka sangat tekun dan mengerti seluruh penjelasan yang disampaikan. Nampak dari hasil post test dimana sebagian besar peserta mendapat nilai diatas rata-rata bahkan tercatat 5 orang mendapat nilai 10. Bravissimi.
RD. Kamilus
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.