“Kemudian kata-Nya kepada mereka, ‘Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?’ Tetapi mereka itu diam saja.” (Mrk 3, 4)
BEBERAPA hari yang lalu, ada enam narapidana narkoba di Nusakambangan dieksekusi mati. Keputusan ini diambil sebagai bentuk nyata pemerintah untuk memerangi penggunaan narkoba yang bisa merusak banyak warga masyarakat. Pemerintah Vietnam rupanya juga membuat langkah yang sama dalam kasus narkoba.
Eksekusi mati tersebut mendapatkan dukungan dari banyak pihak. Namun demikian, ada juga pihak lain yang keberatan atau menentangnya. Beberapa negara keberatan dan berusaha membebaskan warganya dari eksekusi tersebut. Pembela hak azasi dan politisi keberatan juga dengan berbagai alasan.
Peristiwa dan berbagai reaksi tersebut bisa menjadi bahan refleksi: siapa sebenarnya yang sungguh-sungguh membela dan menyelamatkan nyawa manusia? Nyawa siapa yang sesungguhnya mau mereka selamatkan: nyawa para narapidana atau nyawa masyarakat yang terancam penggunaan narkoba?
Membela dan menyelamatkan nyawa merupakan tindakan yang sering dilakukan banyak orang. Setiap orang sering berusaha menyelamatkan nyawanya sendiri atau nyawa orang lain dari berbagai ancaman, entah penyakit, kecelakaan, musibah atau bencana lain. Rupanya ada banyak hal yang bisa mengancam nyawa seseorang.
Di Bait Allah, Yesus bertanya kepada banyak orang, “Mana yang diperbolehkan pada hari Sabat: menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Yesus berusaha menyelamatkan nyawa banyak orang dalam hidup dan karya-Nya. Para murid adalah orang-orang yang sudah percaya dan menyatukan hidup dengan-Nya. Kesatuan hidup itu menjadi dasar bahwa para murid pun harus terlibat di dalam karya-Nya, yakni menyelamatkan nyawa banyak orang.
Bagaimana karya ini bisa dihayati oleh para murid pada zaman ini? Menyelamatkan nyawa masyarakat dan generasi muda dari narkoba merupakan salah wujud nyata dari sekian banyak karya lain untuk menyelamatkan nyawa sesama dalam keluarga, komunitas dan masyarakat.
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.