DALAM tradisi Gereja Katolik, buku menjadi warisan penting bagi umat hingga saat ini. Pengajaran Yesus pada ribuan tahun yang lalu ada sampai sekarang karena buku. Demikian disampaikan Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, RD Kamilus Pantus dalam sambutannya saat membuka Workshop Menulis bertajuk “Menjadi Penulis yang Produktif” di Aula Xaverius Gereja Katedral Keuskupan Amboina, Ambon, Maluku, Jumat (21/8/2015).
Menurut RD Kamilus, tulisan-tulisan yang berisi refleksi-refleksi seringkali bisa sangat bernilai tak hanya bagi sang penulis sendiri namun juga orang lain sehingga bisa dinikmati tiap generasi. Sayangnya tidak semua orang bahkan para klerus bisa membagikan refleksi-refleksinya bagi orang lain. Sebaliknya justru menyimpannya untuk dirinya sendiri.
Karena itu kegiatan pelatihan yang dibimbing oleh Tim dari Indonesia Menulis, yakni Budi Sutedja Dharma Oetomo, S. Kom, MM dan Maria Herjani ini dan berlangsung dari 21-23 Agustus 2015 diharapkan memberi bekal berarti bagi para romo, suster, dan frater.
Sekretaris Uskup Keuskupan Amboina RD. Costan Fatlolon menyambut baik kegiatan ini. Program ini diharapkan memunculkan penulis-penulis andal. Kegiatan workshop ini, menurut RD Costan tidak bisa dilepaskan dari keprihatinan pemerintah yang diungkapkan melalui Harian Kompas. Disebutkan di situ saat ini banyak profesor yang kurang produktif dan menghasilkan sedikit tulisan, karya ilmiah atau jurnal-jurnal berskala internasional. Bahkan tak sedikit para akademisi terlibat kasus plagiat karya ilmiah.
“Mari ciptakan narasi kecil sebagai tandingan narasi besar yang sudah ada sejak dulu. Buatlah narasi yang kritis dan lebih menekankan pada penghormatan atas martabat suku, ras dan agama. Ciptakan narasi kecil yang menceritakan bahwa Ambon itu damai, unik kepada semua orang di luar Maluku,” tegasnya.
Keterangan Foto : Para peserta pelatihan menulis di Aula Xaverius Gereja Katedral Keuskupan Amboina/ Dok. Komsos KWI
Praktisi di bidang Public Relation, Tim Komsos KWI