PLT Dirjen Bimas Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono memukul gong sekaligus membuka rakernas Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur, Jumat (13/05/2022). Foto : Dok Humas LP3KN

MIRIFICA.NET – JAKARTA, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) menggelar Rapat Kerja (Rakernas) di Pusat Pastoral Samadi, Klender, Jakarta Timur pada Jumat-Minggu, 13/15/5. Sedianya Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) kedua akan digelar tahun 2020 namun ditunda tahun 2021 karena pandemi Covid-19, selanjutnya ditunda lagi ke tahun 2022.

Maka dengan Rakernas ini LP3KN memastikan Pesparani Nasional II akan digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada akhir Oktober-awal November 2022. Ketua Panitia Rakernas Hasiholan Siagian mengatakan Kupang menjadi tuang rumah Pesparani II berdasarkan usulan dalam Munas di Ambon dan usulan itu disetujui oleh KWI dalam sidang tahunan di Bandung pada November 2018.

Pesparani sebagai kegiatan keagamaan yang berskala nasional menjadi ajang kerja sama antara pemerintah lewat Bimas Katolik dan Pemerintah Daerah, Instansi Gereja lewat KWI dan awam Katolik. “Tiga pilar ini menjadi kekuatan utama dalam menyelenggarakan Pesparani,” sebut Hasiholan.

Sementara itu, Ketua Bidang Humas LP3KN, Muliawan Margadana menjelaskan Rakernas ini menghadirkan 34 ketua LP3KD dan Pembinas se-Indonesia. Sedangkan tema Rakernas “Sukseskan Pesparani Tingkat Nasional II di NTT Perkuat Toleransi dan Moderasi Beragama Menuju Indonesia Bermartabat.”

Menurut Muliawan Pesparani termasuk Pesparani II di Kupang, selalu diadakan pada bulan Oktober berbarengan dengan peringatan Sumpah Pemuda. “Kegiatan di mana suara-suara kebhinekaan dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta merajut perdamaian dan persaudaraan anak-anak bangsa disuarakan melalui forum budaya.

“Pesparani merupakan wadah konsolidasi umat Katolik se-Indonesia untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan wawasan kebangsaan, memperkuat toleransi dan moderasi beragama melalui seni dan budaya,” ujarnya.

Muliawan berharap ada sinergi antara LP3KN dan LP3KD dalam Pesparani agar tumbuh iman, harapan, dan kasih dan pengembangan sikap moderasi beragama di Tanah Air di tengah pemulihan dari pandemi.
“Aktivitas Pesparani bisa menjadi spirit toleransi sebagai kontribusi bagi pemantapan jati diri bangsa,” kata Muliawan.

Rakernas kali ini menyasar LP3KN, Kementerian Agama dan Pejabat Bimas Katolik Pusat dan Daerah, DPR RI, KWI, utusan LP3KD dan utusan Pemerintah Daerah NTT selaku Tuan Rumah. Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala dalam sambutan menjelaskan Rakernas ini diselenggarakan dengan beberapa tujuan sekaligus. Pertama, memperingati HUT LP3KN keemat. Kedua, melakukan peluncuran dini Pesparani II NTT dan ketiga melakukan pembahasan teknis acara terkait Pesparani II, serta membahas berbagai persoalan yang muncul dan berpotensi menghambat perkembangan LPKN dan LP3KD.

Rakernas ini diawali dengan Misa syukur oleh Sekretaris Jenderal KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC dan dibuka oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam hal ini diwakili oleh PLT Dirjen Bimas Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono. Dalam sambutannya, Menteri Agama menegaskan pesan moderasi beragama.
Sebutnya, moderasi beragama adalah cara beragama dalam kehidupan sehari-hari dengan prinsip adil dan seimbang. Dengan kata lain moderasi beragama adalah jalan tengah dalam beragama.

“Prinsip ini harus diutamakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi bukan agamanya yang dimoderasikan tetapi cara pandang, sikap kita menyangkut hidup beragama seseorang,” sebutnya.

Ragam acara disusun rapih oleh panitia penyelenggara dalam opening ceremony. Di antaranya para peserta menonton video perjalanan Pesparani I di Ambon dan kegiatan Virtual Choir Festival yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.

Humas LP3KN