Beranda KWI KOMISI-KOMISI Menteri Rudiantara Ucapkan Doa ‘Jadikan Aku Pembawa Damai’

Menteri Rudiantara Ucapkan Doa ‘Jadikan Aku Pembawa Damai’

Menkominfo Rudiantara selfie bersama para peserta seminar nasional di Palangka Raya, Sabtu (12/5). (Mirifica.net/Romo Stefanus Tomeng Kelen)

Mengakhiri paparannya dalam Seminar Nasional bertajuk “Gereja Katolik Menolak Hoax, Fake News, Hate Speech” di Pekan Komunikasi Sosial Nasional Konferensi Waligereja Indonesia 2018 di Aula Magna, Keuskupan Palangka Raya, Sabtu (12/5), Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara mengucapkan doa dari Santo Fransiskus Asisi yang dikutip Paus Fransiskus berjudul “Jadikan Aku Pembawa Damai.” dalam pesannya di Hari Komunikasi Sosial ke-52.

Doa itu berbunyi :

Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai,
Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
Bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi kecemasan,
Jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,
Tuhan semoga aku ingin menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya.
Amin.

Laman para saudara dina ofm.or.id menyebutkan, secara harafiah, doa ini bukanlah dari St. Fransiskus Asisi, tetapi memuat jiwa dan semangat yang kental bernas dari St. Fransiskus Asisi. Lalu dinamai “Doa Damai St. Fransiskus Asisi.”

Seratus tahun yang lalu, pada Desember 1912, doa ini diterbitkan pertama kali oleh Esthet Auguste Bouquerel dalam surat kabar Perancis La Clochette. Tak lama kemudian, doa itu pun diterbitkan dalam jurnal terkemuka seperti La Croix dan Osservatore Romano.

Kemungkinan besar atas permintaan Sri Paus Benediktus XV atau Kardinal Gasparri. Dari sinilah doa itu menyebar ke seantero dunia dan menjadi terkenal, mengena di hati dan disayang oleh siapa saja yang berkehendak baik.