Beranda KWI MENTERI AGAMA LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN MEMBUKA SAGKI 2015

MENTERI AGAMA LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN MEMBUKA SAGKI 2015

Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin saat memberikan sambutan pembukaan SAGKI 2015 (Foto oleh John/Tim KOMSOS KWI)

“KELUARGA ADALAH SEKOLAH YANG UTAMA DAN PERTAMA”

DSC_3750

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memuji cara persiapan perkawinan berupa kursus yang dilakukan Gereja Katolik Indonesia, yang dikatakannya dapat menjadi inspirasi untuk ditiru oleh agama-agama lain di Indonesia. Agama Katolik punya pengalaman panjang bagaimana membina penyiapan keluarga yang baik. Sehingga keluarga Katolik sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat, akan membuat masyarakat menjadi lebih baik.

Pernyataan menteri Lukman Hakim Saiffudin disampaikan saat membuka Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI 2015), Senin (2/11) di hadapan 569 utusan dari 37 Keuskupan se Indonesia termasuk para Uskup dan Kardinal, di Via Renata Cimacan Bogor. SAGKI 2015 berthema “Keluarga Katolik, Sukacita Injil” akan berlangsung hingga 6 November 2015. SAGKI 2015 tercatat sebagai perhelatan yang ke-4 dan berlangsung 5 tahun sekali.

“Saya sudah berbicara dengan semua Dirjen Binmas semua agama di lingkungan Departemen Agama, kita harus membangun lembaga pernikahan ke arah yang lebih baik. Umat Katolik sudah punya pengalaman yang baik dan saya anggap yang terbaik”, kata Lukman Hakim Saifuddin disambut tepuk tangan meriah peserta SAGKI 2015.. “Meski di sana sini nantinya perlu dimodifikasi, tetapi apa yang sudah dilakukan agama Katolik dapat direplikasi. Karena di situlah calon suami istri dapat memasuki bangunan rumah tangga dengan pemahaman yang baik secara materi, emosi dan ke mana arah rumah tangganya”.

Menteri agama juga menegaskan, Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan plural, sebagai pemberian dan yang dikehendaki Tuhan. Karenanya yang dituntut bukan menyeragamakan keberagaman itu, tapi masyarakat dapat menyikapinya dengan kearifan. Nilai-nilai agama telah teruji ratusan tahun dan memberi kontribusi besar menjalin keragaman itu sehingga mampu memelihara keutuhan bangsa.

“Karenanya negara dan pemerintah mengapresiasi SAGKi 2015 yang mengambil thema keluarga secara khusus. Sebab untuk memahami perbedaan-perbedaan itu maka keluargalah yang menjadi sekolah utama dan yang pertama. Di tengah-tengah perbedaan, kita adalah bangsa yang bersudara, sesama satu bangsa dan sesama umat manusia”, kata Lukman Hakim Saifuddin.

Sementara itu Mgr. Ignatius Suharyo, Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengatakan, alasan memilih thema “Keluarga Katolik, Sukacita Injil” karena peranan keluarga sangat penting bagi kehidupan Gereja dan masyarakat. “Keluarga adalah sel utama dan pertama bagi Gereja dan masyarakat. Sel utama itu saat ini sedang berada dalam kehidupan yang diwarnai individualisme, konsumerisme dan sekularisme”, katanya. “Sehingga banyak keluarga mengalami tantangan besar. Ditambah lagi masalah lingkungan hidup dan keadaan ekonomi seringkali menyusahkan hidup keluarga”.

Untuk itu sidang-sidang SAGKI 2015 akan menghadirkan testimoni keluarga-keluarga dari Keuskupan Agung Makassar, Medan, Jakarta, serta Keuskupan Banjarmasin, Ruteng dan Larantuka. Juga akan dipaparkan hasil Sinode Para Uskup di Roma tahun 2015, selain diskusi kelompok yang akan merumuskan tantangan-tantangan yang akan dihadapi keluarga Katolik Indonesia. Sehingga peserta dapat merenungkan bersama tentang tugas dan perutusan keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga atau ecclesia domestica. (Errol Jonathans/Tim Komsos KWI)

 

Foto Kredit: Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pembukaan SAGKI 2015 (Foto oleh John/Tim KOMSOS KWI)